Selasa 08 May 2018 15:31 WIB

Tekan Biaya, Pelindo II Optimalkan Teknologi Informasi

IPC melakukan modernisasi infrastruktur pelabuhan untuk tingkatkan pelayanan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Refleksi pekerja pelabuhan melintas di dekat tumpukan peti kemas di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, Kamis (14/9). PT Pelindo II Teluk Bayur mencatat,  proses bongkar peti kemas dari kapal hingga keluar pelabuhan (dwelling time) di pelabuhan itu tahun ini selama tiga hari
Foto: Iggoy El Fitra/Antara
Refleksi pekerja pelabuhan melintas di dekat tumpukan peti kemas di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, Kamis (14/9). PT Pelindo II Teluk Bayur mencatat, proses bongkar peti kemas dari kapal hingga keluar pelabuhan (dwelling time) di pelabuhan itu tahun ini selama tiga hari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelindo II (Persero) atau Indonesia Port Corporations (IPC) berupaya untuk menekan biaya logistik. Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo II Saptono R Irianto mengatakan untuk melakukan hal tetsebut IPC saat ini mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi.

Dia menambahkan, IPC juga melakukan modernisasi infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan untuk meningkatkan kinerja pelayanan dan operasional perusahaan. "Upaya ini juga bentuk komitmen IPC mendukung pengembangan ekspor nasional," kata Saptono saat menjadi pembicara dalam Forum Ekspor 500 di PT Pelindo II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/4).

Saptono menjelaskan, terkait optimalisasi penggunaan teknologi informasi, IPC sudah menerapkan berbagai aplikasi. Beberapa diantaranya seperti Vessel Traffic System (VTS), Marine Operating System (MOS), Peti Kemas dan Non Peti Kemas Terminal Operation System. Dia menegaskan pelabuhan yang dikelola IPC menerapkan aplikasi auto tally, auto gate, dan e-service.

Menurutnya, IPC akan mengimplementasikan empat langkah strategis untuk mewujudkan pelabuhan yang efisien. Keempat hal tersebut yaitu peningkatan pelayanan, pembangunan proyek strategis, penerapan sistem informasi layanan tunggal secara elektronik berbasis internet (inaportnet), dan sistem pelayanan berbasis elektronik. "Layanan bernasis elektronik ini seperti e-registration, e-booking, e-tracking & tracing, e-payment, e-billing dan e-care," jelas Saptono.

Dengan menerapkan hal tersebut, Saptono mengungkapkan digitalisasi pelabuhan telah meningkatkan kinerja operasional dan pelayanan. Pada 2017, kata dia, keseluruhan arus barang mencapai 57 juta ton lebih atau melampaui target sebesar 5,56 persen. Begitu juga dengan arus peti kemas mengalami kenaikan 0,8 persen dari target sebesar 5.144.240 box.

Sementara dari sisi dwelling time, Saptono mengatakan IPC berhasil menurunkannya menjadi di bawah tiga hari. "Upaya untuk menekan dwelling time ini dilakukan dengan penerapan Integrated Container Freight Station (CFS) di Pelabuhan Tanjung Priok, tutur Saptono.

IPC juga telah mampu memfasilitasi persinggahan kapal kontainer berkapasitas besar. Sejak 2017, lanjut Saptono, Pelabuhan Tanjung Priok melayani kapal container berkapasitas 10 ribu TEUs yang melayani rute direct call. Kapal kontainer ukuran besar tersebut berlayar rutin setiap pekan dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Los Angeles & Oakland, Amerika Serikat.

Penggunaan kapal kontainer berkapasitas besar berdampak terhadap penurunan biaya pengiriman kontainer yang akan ditanggung eksportir maupun importir, sehingga ikut menekan biaya logistik nasional, jelas Saptono. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement