Selasa 01 May 2018 18:28 WIB

Varietas Padi Amfibi Dikembangkan di Paser

Hasil ubinan produktvitas lnpago 8 mencapai 2,76 ton GKP/ha.

Red: EH Ismail
Tanaman padi dengan varietas inpago 5 dan inpago 8 di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Foto: Humas Balitbangtan.
Tanaman padi dengan varietas inpago 5 dan inpago 8 di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, PASER – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan uji adaptasi varietas padi amfibi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim). Uji adapatadi dilaksanakan di  dua kecamatan, yakni Batu Sopang dan Muara Samu, di atas lahan seluas 5 heltare pada Desember 2017 lalu.

Pada Senin (30/4), dilakukan panen hasil uji adaptasi tersebut sekaligus rencana tindak lanjut dalam rangka percepatan tanam Musim Tanam II (MT-I), April-September (Asep), guna mendukung Program Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai (Upsus Pajale).

Acara panen dihadiri oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kaltim yang diwakili Koordinator Upsus Pajale Provinsi Kaltim, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Paser beserta Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Danramil Batu Sopang, Mitra kerja UPT BPP, yakni PT Nusa Lestari & PT PAMA), Kepala UPT BPP Batu Sopang beserta penyuluhnya, petani pelaksana demplot VUB Inpago 5 dan Inpago  8, serya Ketua Poktan Setiu Jaya beserta anggotanya.

Dengan dilaksanakannya uji adaptasi varietas unggal baru (VUB) Inpago tersebut, diharapkan minat masyarakat lokal terhadap padi amfibi itu sangat tinggi. “Apalagi, pertumbuhan padi varietas Inpago 5 dan Inpago 8 terbukti seragam, umurnya genjah (120 hari), dan memberikan produktivitas lebih tinggi dibanding varietas lokal,” kata petani pelaksana demplot Sunoto.

Kepala UPT yang mengundang BPS ke lapangan beberapa hari yang lalu, Guntur Wahyudho, menyatakan, hasil ubinan produktvitas lnpago 8 mencapai 2,76 ton gabah kering panen (GKP) per hekatre, sedangkan padi lokal 1,78 ton GKP/ha.

Sebagai tindak lanjut, petani akan mengembangkan Inpago 5 dan 8 dalam skala luas pada MusimTanam I atao Oktober-Maret (Okmar) mendatang. Sedangkan pada MT-II/Asep petani akan menanam kembali Inpago 5 dan 8 walaupun hal ini di luar kebiasaan petani ladang. (Tarbiyatul Munawwarah/Balitangtan)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement