Senin 30 Apr 2018 08:27 WIB

HKTI Diharapkan Berperan Lebih Besar Makmurkan Petani

Dalam rangka menyambut Asian Games 2018, HKTI menggelar AAFF.

Petani menanam padi di sawah dekat aliran sungai Citarum Muara Gembong di Jawa Barat.
Foto: Darren Whiteside/Reuters
Petani menanam padi di sawah dekat aliran sungai Citarum Muara Gembong di Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumat, 27 April 2018, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) memasuki usia 45 tahun. Usia yang cukup dewasa bagi sebuah organisasi di negeri ini. HKTI lahir pada 27 April 1973, yang merupakan gabungan dari 14 organinasi.

Siaran pers HKTI yang diterima Republika.co.id, Sabtu (28/4), menyebutkan, dalam kurun waktu 45 tahun tersebut, HKTI sudah banyak berperan dalam membangun pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia. Namun, dengan makin dewasanya usia HKTI saat ini, peran dan kontribusi HKTI diharapkan dapat berperan lebih besar guna memakmurkan petani dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

“Kami memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada para pendiri HKTI, yang telah melahirkan organisasi sosial masyarakat yang memiliki tujuan mulia untuk petani, masyarakat, dan bangsa Indonesia,” ungkap Ketua Umum HKTI Periode 2017-2020, Moeldoko, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekretaris Jenderal HKTI Bambang Budi Waluyo pada peringatan HUT ke-45 HKTI di kantor Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI, Jl HOS Cokroaminto No 55-57, Menteng, Jakarta, Jumat (27/4).

Moeldoko berhalangan hadir sehubungan tugas negara sebagai Kepala Staf Presiden mendampingi Presiden Jokowi menghadiri KTT ASEAN di Singapura.

Sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada para pendiri HKTI, pengurus DPN HKTI bersilaturahim kepada salah seorang pendiri HKTI yang masih hidup, Heroe Soeparto. Heroe bersama-sama dengan 14  organisasi gabungan saat itu mendirikan HKTI pada 1973.

Heroe bangga dan menyambut gembira kehadiran pengurus HKTI yang dipimpin Sekjen HKTI Bambang Budi Waluyo, Kamis (26/4). Ia pun memberikan arahan  mengajak insan HKTI untuk meujudkan cita-cita para pendiri memakmurkan petani dan mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia.

“Kami bersyukur, keluarga besar HKTI masih dapat  berkunjung dan bersilaturahim kepada salah seorang pendiri HKTI, Bapak Heroe Soeparto. Kita doakan beliau selalu sehat dan panjang umur. Kita juga sampaikan terima kasih dan panjatkan doa untuk para pendiri HKTI yang sudah tiada dan kami berkomitmen melanjutkan cita-cita luhur para pendiri HKTI,” papar Bambang Budi Waluyo.

Ia mengemukakan, HKTI hadir dengan tujuan meningkatkan kapasitas, harkat, martabat, dan kesejahteraan insan tani, penduduk pedesaan, serta pelaku agrobisnis lainnya; menghimpun insan tani dalam organisasi berdasarkan kesamaan komoditas usaha tani; mempercepat pembangunan pertanian; dan menjadikan sektor pertanian sebagai basis pembangunan nasional.

Pengurus HKTI terdiri atas orang-orang dengan beragam profesi dan latar belakang. Di dalamnya juga banyak pengurus dan anggota yang aktif sebagai kader di berbagai partai politik. Namun, HKTI tidak boleh untuk berpolitik.

 “HKTI tidak melakukan politik praktis. Politik HKTI adalah membangun kedaulatan pangan, memakmurkan petani, dan menjadikan petani kaya,” kata Moeldoko menegaskan.

Dalam rangka memperingati HUT ke-45 HKTI, beberapa kegiatan dilaksanakan. Pemuda Tani dan Perempuan Tani HKTI melaksanakan rapat koordinasi nasional (rakornas) untuk mempertajam visi, misi, dan peran sayap organisasi tersebut. Kemudian, HKTI juga menggelar Turnamen Tinju Internasional Perebutan Sabuk Ketua Umum HKTI untuk memupuk bakat anak-anak bangsa di bidang olahraga.

 

HKTI menyelenggarakan Pagelaran Wayang dengan lakon “Pandawa Tani” yang dipimpin dalang senior Ki Manteb Sudarsono. Kegiatan lainnya sdalah Gerakan Peduli Alam yang dilakukan di berbagai daerah. Puncaknya, HKTI menyelenggarakan syukuran HUT ke-45 di kantor HKTI.

 

Masih dalam rangkaian HUT HKTI dan untuk menyambut Asian Games 2018, saat Indonesia sebagai tuan rumah event olahraga bergengsi tersebut, HKTI akan menyelenggarakan event internasional Asian Agriculture and Food Forum (AAFF) di Jakarta Convention Center (JCC) pada 28 Juni–1 Juli 2018. Kegiatan ini terdiri atas pameran, konferensi, forum bisnis, dan apresiasi inovasi petani muda petani milenial.

 

“Mari kita bersama-sama mendukung dan menyukseskan AAFF untuk membangkitkan pertanian Indonesia, membangun jejaring kerja sama kemanan pangan di kawasan Asia, dan meningkatkan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik, regional, dan global,” tutur Moeldoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement