REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan daging sapi Indonesia untuk Ramadhan dan Lebaran 2018 didatangkan dari India, Spanyol dan Australia selain menggunakan pasokan lokal. Sementara kedatangan daging sapi asal Brasil masih dalam kajian.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketur Diarmita mengatakan, tim Kementan saat ini masih melakukan pengecekan di Brasil dan baru kembali 23 April nanti."Jadi rencana impor belum-belum, nanti Bulog yang nentukan itu," katanya, Jumat (20/4).
Nantinya hasil pengecekan tim Kementan tersebut akan dievaluasi untuk kemudian diusulkan ke Menteri Pertanian sebagai pertimbangan."Baru, diputuskan harus bagaimana nanti," tegas Ketut.
Ia menambahkan, daging sapi impor asal Spanyol yang masuk untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Lebaran 2018 sebesar empat hingga lima ton. Angka tersebut jauh lebih kecil dari daging kerbau impor asal India dan daging sapi impor Australia.
Baca juga, Mendag: Impor untuk Kebutuhan Ramadhan.
Meski begitu, angka impor lima ton dari Spanyol diakuinya cukup untuk memenuhi kebutuhan Puasa dan Lebaran yakni Mei hingga Juni yang mencapai119 ribu ton. Bahkan angka tersebut telah dinaikkan lima persen dari kebutuhan normal.
"Ini dipenuhi lokal 45 persen dan 110 ribu ton, belum impor daging Australia, belum impor bakalan," tambah dia.
Kebutuhan daging sapi pada Mei-Juni atau Ramadhan dan Idul Fitri 2018 diperkirakan mencapai116 ribu ton. Sementara stok daging sapi lokal hanya 76 ribu ton. Sehingga pemerintah merasa perlu melakukan impor untuk memenuhi sisa kebutuhan.