REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 1,09 miliar dolar AS pada Maret 2018. Salah satu faktor pendorongnya adalah kinerja ekspor yang mencatat hal positif terutama didorong oleh peningkatan ekspor batu bara.
"Nilai ekspor Maret 2018 menggembirakan dengan mencapai 15,58 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Jakarta, Senin (16/4).
Nilai ekspor Maret 2018 meningkat sebesar 10,24 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara, jika dibandingkan dengan Maret 2017, terjadi peningkatan ekspor sebesar 6,14 persen.Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari hingga Maret 2018 mencapai 44,27 miliar dolar AS atau meningkat 8,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ekspor nonmigas Maret 2018 mencapai 14,24 miliar dolar AS atau naik 11,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Demikian juga dibandingkan ekspor nonmigas Maret 2017 naik 8,16 persen. Ekspor nonmigas pun masih mendominasi struktur ekspor sebesar 91,41 persen dari total ekspor Maret 2018.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Maret 2018 terhadap Februari 2018 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar 358,9 juta dolar AS atau sebesar 18,58 persen.
Berdasarkan sektor, ekspor hasil tambang mengalami pertumbuhan paling tinggi sepanjang kuartal pertama 2018 sebesar 41,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau mencapai 7,4 miliar dolar AS. "Yang meningkat pesat itu produk tambang. Komoditasnya yang paling utama batu bara," ujar Suhariyanto.
Ekspor industri pengolahan pada kuartal pertama 2018 adalah sebesar 32,03 miliar dolar AS atau meningkat 4,6 persen dibandingkan periode yang sama 2017. Sementara, ekspor pertanian mencapai 0,77 miliar dolar AS atau turun 9,32 persen dibandingkan periode yang sama 2017.
Pangsa ekspor nonmigas pada kuartal pertama 2018 masih didominasi oleh Cina yakni sebesar 6,34 miliar dolar AS atau sebesar 15,77 persen dari total ekspor. Kemudian, disusul oleh Amerika Serikat sebesar 4,42 miliar dolar AS atau sebesar 11 persen dan Jepang sebesar 4,08 miliar dolar AS atau sebesar 10,15 persen.