Senin 16 Apr 2018 15:24 WIB

Ekspor NTB Naik Signifikan pada Bulan Lalu

Korsel dan Jepang menjadi negara tujuan ekspor terbesar.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Suasana Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu (29/11) sore terpantau lengang.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Suasana Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu (29/11) sore terpantau lengang.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, nilai ekspor Provinsi NTB pada Maret 2018 sebesar 43.910.678 dolar AS. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 12,363,19 persen jika dibandingkan ekspor Februari 2018 yang bernilai 352.323 dolar AS.

Tri menjelaskan, hal ini disebabkan lantaran meningkatnya nilai ekspor barang tambang atau galian non migas. Korea Selatan dan Jepang menjadi negara terbesar yang paling banyak ekspor pada periode tersebut.

"Ekspor Maret 2018 yang terbesar ditujukan ke Korea Selatan sebesar 54,71 persen, Jepang sebesar 36,61 persen, dan Filipina sebesar 6,86 persen," ujar Tri saat jumpa pers di Aula Kantor BPS Provinsi NTB, Mataram, NTB, Senin (16/4).

Adapun jenis barang yang paling banyak diekspor NTB pada Maret ialah barang tambang atau galian non migas senilai 40.074.249 dolar AS atau 91,26 persen. Di tempat kedua, terdapat gandum-ganduman senilai 3.012.000 dolar AS atau 6,86 persen, dan perhiasan atau permata senilai 352.913 dolar AS atau 0,80 persen.

Tri menyebutkan, berdasarkan perbandingan nilai kumulatif ekspor tahun 2018 dan 2017, dari delapan komoditi dengan nilai kumulatif tertinggi sampai Maret 2018, hampir seluruhnya mengalami peningkatan yang signifikan.

Komoditi tersebut diantaranya gandum-ganduman sebesar 2.789.649 dolar AS atau naik 1.254,62 persen dibanding 2017 yang hanya 222.351 dolar AS. Pun dengan perhiasan atau permata sebesar 341.728 dolar AS atau naik 1.155,69 persen, serta garam, belerang, kapur sebesar 409.442 dolar AS atau naik 1.085,04 persen).

"Sebaliknya komoditi yang mengalami penurunan yaitu barang tambang atau galian non migas sebesar 77.619.756 dolar AS atau atau turun 41,62 persen," lanjut Tri.

Tri melanjutkan, peningkatan juga terjadi pada sektor impor, di mana nilai impor pada Maret bernilai 13.820.490 dolar AS atau.

"(Impor) ini mengalami peningkatan sebesar 117,38 persen dibandingkan dengan impor Februari 2018 yang sebesar 6.357.879 dolar AS," ucap Tri.

Sebagian besar impor, lanjut Tri, berasal dari Thailand sebesar 59,69 persen, Jepang dengan 9,56 persen, dan Amerika Serikat sebesar 9,21 persen. Untuk jenis barang yang diimpor sendiri paling banyak ialah gula dan kembang gula yang sebesar 59,69 persen, mesin-mesin atau pesawat mekanik sebesar 12,31 persen, serta karet dan barang dari karet yang sebesar 9,60 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement