Ahad 15 Apr 2018 10:43 WIB

Muhammadiyah Terus Konsolidasikan Keuangan Mikro

Muhammadiyah gelar Konsolidasi Nasional Lembaga Keuangan Mikro Muhammadiyah.

Muhammadiyah, salah satu ormas terbesar di Indonesia.
Foto: www.muhammadiyah.or.id
Muhammadiyah, salah satu ormas terbesar di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka membangun penguatan  gerakan lembaga keuangan mikro Muhammadiyah (LKMM), Induk Baitut Tanwil Muhammadiyah (BTM) pada tanggal 7 - 8 Mei 2018 di Bandar Lampung, akan menyelenggarakan Konsolidasi Nasional 2018 Lembaga Keuangan Mikro Muhammadiyah. Tema yang diusung adalah "Menuju Terwujudnya Sistem Keuangan Berkemajuan". 

 

Menurut ketua Induk BTM Achmad Suud dalam keterangannya, mengatakan, konsolidasi nasional yang diselenggarakan oleh BTM ini tidak lepas dari dicetuskannya pilar ketiga Muhammadiyah  dalam Muktamar Muhammadiyah yang ke – 47 di Makassar – Sulawesi Selatan 2015. Dimana semua Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) memiliki kontribusi—yang sama untuk terlibat dalam mengembangkan kewirausahaan tanpa kecuali Baitut Tanwil Muhammadiyah (BTM) yang merupakan gerakan keuangan mikro  Muhammadiyah.

 

Untuk itu, kata dia, BTM yang berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan baik warga Muhammadiyah serta AUM berupaya keras untuk mengintegrasikan pilar ketiga Muhammadiyah tersebut. Dalam rangka mengintegrasikan hal tersebut, BTM perlu melakukan konsolidasi nasional  keuangan mikro Muhammadiyah dari berbagai aspek, baik dengan para akademik  di perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM), antar majelis dan organisasi ortom.  "Sehingga kedepan akan muncul konklusi dan persepsi yang sama dalam membangun lembaga keuangan mikro di Muhammadiyah,"terangnya. 

 

Sementara Direktur Eksekutif Induk BTM, Agus Yuliawan, menambahkan, konsolidasi nasional  LKMM dirasakan sangat perlu dilakukan hal ini untuk menjawab persoalan kesenjangan dan ketidakadilan yang terjadi di tanah air. Apalagi dalam tanwir Muhammadiyah di Ambon Maluku pada 24 – 26 Februari 2017 lalu mencetuskan resolusi Ambon tentang penguatan kedaulatan dan keadilan sosial yang berisi dengan  lima butir resolusi. Salah satunya adalah butir ketiga,  dimana keadilan sosial berarti pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sempurna. Keadilan sosial berarti pemerataan kesejahteraan secara proposional bagi seluruh rakyat. 

 

Siapapun dan dimanapun mereka berada tetap memberikan penghargaan kepada yang berprestasi, kesempatan yang terbuka bagi yang mau bekerja, pemihakan kepada yang lemah, dan perlindungan bagi yang tidak berdaya.  Keadilan sosial berarti keseimbangan, tidak adanya ketimpangan yang mengganga, dominasi oleh mereka yang digdaya. Dari rekomendasi tanwir itulah—maka sangat penting bagi BTM untuk membumikannya dalam implemenptasi keuangan mikro di Muhammadiyah. 

 

Dalam acara konsolidasi nasional nanti, Agus memaparkan, bahwa acara tersebut  akan membahas berbagai revitalisasi dan persepsi yang sama dalam membangun lembaga keuangan mikro Muhammadiyah. Maka di acara tersebut panitia memberikan informasi selain akan dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Ketua Umum Majelis Ekonomi dan Kewirausahan PP Muhammadiyah, juga akan dihadiri Menteri Koperasi dan UKM, Ketua Dewan Komisioner OJK, Dirut LPDB - KUKM, Dirut Pusat Investasi Pemerintah, Dirut Bank Syariah Mandiri (BSM), Dirut Bank Muamalat, Dirut Jamkrindo Syariah dan Dirut PT LEU Retail Indonesia. Bahkan di penghujung acara konsolidasi tersebut ada Rapat Anggota Tahunan Induk KSPPS BTM dan diselingi dengan Orasi 4 Pilar Kebangsaan oleh  Ketua MPR, Zulkifli Hasan.

 

"Kami ingin acara tersebut akan memberikan kekuatan dan arah masa depan baru bagi LKMM dan sekaligus keterlibatannya dalam mendorong pilar ketiga Muhammadiyah,"tandas agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement