REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Itu artinya, manusia harus mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik dengan sesama manusia, makhluk hidup lainnya hingga makhluk lain yang ada di alam semesta ini. Proses ini menjadi bagian dari ibadah yang dilakukan oleh manusia.
Selain diberi kemampuan untuk berinteraksi, manusia juga memiliki kelebihan untuk bisa ‘membaca (iqra)’ apa yang ada di sekitarnya. Meski demikian, Allah SWT menciptakan sifat ‘lupa’ yang melekat pada diri manusia. Tujuannya mirip seperti warning alert agar manusia tidak menjadi makhluk yang selalu jumawa, sombong atau suka merendahkan orang lain. Sifat lupa ini akan mengembalikan manusia pada kodratnya sebagai makhluk yang tidak sempurna, yang tidak luput dari kesalahan.
Salah satu buktinya ketika manusia tidak menyadari atau mengerti akan esensi yang terkandung dalam sejarah atau kisah yang pernah dilaluinya dari waktu ke waktu. Padahal Allah tidak menjadikan suatu peristiwa dengan sia-sia. Ada ibrah (pelajaran) yang patut diambil dan diingat untuk dijadikan barometer terhadap kehidupan yang akan dijelang.
Kemampuan mengambil hikmah dari ibrah inilah yang membuat manusia dituntut untuk selalu berproses menuju kehidupan yang lebih baik. Proses ini dimaknai secara luas sebagai hijrah di mana menurut Alquran memiliki beberapa pengertian, di mana kata hijrah disebutkan dalam Alquran lebih 28 kali di dalam berbagai bentuk dan makna.
Sebagai salah satu prinsip hidup, hijrah harus senantiasa kita maknai dengan benar. Secara bahasa hijrah berarti meninggalkan atau menghindari diri dari sesuatu, baik dengan raga, lisan dan hati. Hijrah dengan raga berarti pindah dari suatu tempat menuju tempat lain. Hijrah dengan lisan berarti menjauhi perkataan kotor dan keji. Sementara hijrah dengan hati berarti menjauhi sesuatu tanpa menampakkan perbuatan.
Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi dua syarat, yaitu, pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju (tujuan). Kedua-duanya harus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah.
Berhijrah dari keburukan menuju kebaikan, dari kebodohan menuju ilmu, dari kebohongan menuju kejujuran, dari kesewenang-wenangan menuju keadilan, dari arogansi menuju kelemah-lembutan, dari permusuhan menuju perdamaian, dari saling menjatuhkan menuju saling membangun. Kemudian dari yang biasanya minta dilayani menuju berlomba saling melayani, dan begitu seterusnya.
Intinya, berhijrah menuju kehidupan yang lebih baik dan memberi manfaat yang lebih besar kepada umat, bangsa, dan negara.
Jika dicermati secara mendalam, makna hijrah secara filosofi sesungguhnya mengandung nilai-nilai dan ajaran yang yang luar biasa, baik dalam bidang ekonomi dan bisnis, sosial kemasyarakatan, politik, maupun hukum. Dengan spirit hijrah, kini saatnya masyarakat beralih secara masif hijrah dari konvensional ke lembaga keuangan syariah.
Dengan kata lain, banyak pelaku bisnis, khususnya pebisnis Muslim memiliki semangat hijrah untuk meninggalkan semua praktik dan perilaku bisnis yang dilarang atau bathil. Seperti penipuan, suap, korupsi, kecurangan hingga ketidakadilan.
Sekarang saatnya berubah! Karena itu, tak berlebihan jika institusi lembaga keuangan syariah kini mulai populer. Salah satunya di industri perbankan yang telah mengusung sistem perbankan syariah. Misalnya, Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syaria, Bank Muamalat, Bank Panin Syariah dan lainnya. Banyak masyarakat yang telah merasakan manfaatnya dari konsep perekonomian syariah. Inilah yang dikenal dengan faedah hijrah!
BRISyariah yang telah mengubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam siap melayani masyarakat. Baik nasabah Muslim maupun non-Muslim dengan berbagai produk tabungan, investasi untuk pembelian rumah hingga layanan syariah secara online.
Seperti dalam siaran persnya, di usia yang akan menginjak 10 tahun ini, BRISyariah kian menunjukkan kemilau prestasi kinerjanya. Kepercayaan masyarakat terus bertumbuh. Hal ini dibuktikan dengan terus bertambah jumlah nasabah BRISyariah setiap tahunnya.
Kepercayaan masyarakat ini dijawab dengan langkah Go Public pada tahun 2018. Hasil IPO ini juga akan dikembalikan untuk meningkatkan layanan kepada para nasabahnya.