REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik menyatakan mendukung penuh proses penegakan hukum yang dilakukan Kepolisian Daerah Kalimantan Timur (Polda Kaltim) dalam kasus tumpahan minyak dan kebakaran di laut di Teluk Balikpapan pada Sabtu (31/3) lalu.
Kejadian tumpahan minyak itu kemudian diketahui disebabkan pipa bawah laut Pertamina di Teluk Balikpapan putus dan bergeser hingga 120 meter dari posisi awalnya. Pipa itu membentang 3,6 Km di bawah laut dan menyalurkan minyak mentah dari Terminal Crude di Lawe-lawe ke Kilang Balikpapan dengan tekanan 167 psi.
"Kami mendukung pengungkapan penyebab patahnya pipa itu. Kami mendukung penegakan hukum agar masalahnya jadi jelas dan tidak menimbulkan banyak rumor," kata Manik di Balikpapan, Kamis (12/4).
Rumor atau isu memang simpang siur mengenai penyebab kejadian tersebut. Mulai dari minyak berasal dari tumpahan kapal, kebakaran karena minyak dibakar sebagai upaya pembersihan, hingga minyak bukan dari Pertamina.
"Karena itu biarlah polisi yang mengungkapkan. Kami dukung itu," kata Manik.
Manik juga menyebutkan pipa pengiriman minyak mentah dari Lawe-lawe ke milik Pertamina yang di Teluk Balikpapan tidak memiliki teknologi mendeteksi segala hal kejanggalan operasional pipa minyak. "Terkadang musibahnya yang datang terlebih dahulu. Ke depan perbaikan sistem jadi keharusan. Kami akan lakukan evaluasi," kata Manik.
Manik mengunjungi rumah korban tumpahan minyak, mendiang Imam Nurokhim di Kampung Baru, Balikpapan Barat. Seperti dikatakan Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Yustan Alpiani, pipa setebal 12,7 milimeter dan berdiameter 20 inci yang patah itu menjadi satu kunci dari pengungkapan kasus yang menewaskan lima orang itu.
"Kami akan terus usahakan agar pipa itu bisa diangkat ke permukaan sesuai permintaan penyidik dari tim Laboratorium Forensik Mabes Polri," kata Kombes Yustan.
Sementara itu pengangkatan yang sedianya dilakukan Kamis 12/4 tak jadi dilakukan karena crane atau derek yang sedianya akan digunakan belum mencapai lokasi patahnya pipa.
"Segera kami jadwalkan ulang," kata Kombes Yustan.