REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kementerian Perdagangan mewanti-wanti pengusaha ritel modern untuk menjual harga sesuai ketetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk sejumlah komoditas pangan. Staf Ahli Menteri Perdagangan Dody Edward menyebutkan, pemerintah tak henti-henti mengingatkan dan melakukan pengawasan langsung terhadap ritel modern untuk tidak menyalahi HET yang sudah ditetapkan. Apalagi, momentum menjelang Ramadhan dan Lebaran kerap dimanfaatkan pedagang untuk menaikkan harga pangan.
"Sejauh ini harga masih terpantau stabil. Namun kami tetap terus memantau, seperti ritel modern harus menjaga harag di batas HET. Kalau bisa juga dipasang informasi bagi pengunjung mengenai HET ini," ujar Dody usai meninjau harga pangan di salah satu ritel modern di Kota Padang, Selasa (10/4).
Kementerian Perdagangan menetapkan HET sebagai acuan pedagang dalam menjual sejumlah komoditas pangan. Gula pasir misalnya, ditetapkan HET seharga Rp 12.500 per kg, daging beku Rp 80 ribu per kg dan minyak goreng curah kemasan pada Rp 11 ribu per liter. Sementara beras premium dijual dengan HET Rp 13.300 per kg, beras medium Rp 9.850 per kg, dan daging Rp 80 ribu per kg.
Dody juga mengingatkan pengelola ritel modern untuk memasang label informasi kualitas pada kemasan beras, khususnya beras premium. Sementara beras kualitas medium akan dipasok oleh Bulog.
Kementerian Perdagangan, kata Dody, berjanji akan berkoordinasi dengan Bulog untuk memastikan pasokan komoditas pangan utama seperti beras dan gula pasir. Melalui Satgas Pangan yang juga menggandeng pihak kepolisian, kepastian pasokan akan selalu diawasi hingga level petani.
"Kita akan pastikan pasokan ada dan harga terjamin dan kami akan minta seluruh kementerian untuk mengawal itu semua," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdangangan Sumbar Asben Hendri menambahkan bahwa pihaknya akan terlibat langsung dalam memantau harga dan pasokan bahan pangan menjelang Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Ia memastikan baik pasokan dan harga bahan pangan stabil di Sumatra Barat. Pemprov Sumbar juga akan berkoordinasi dengan daerah lain untuk mengantisipasi kekurangan pasokan. Misalnya, komoditas bawang merah yang pasokannya juga didatangkan dari daerah lain di luar Sumbar.
"Yang jelas akan kita pantau terus harga dan pasokan komoditas pangan pokok. Baik itu di pasar tradisional maupun ritel modern," katanya.