REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Muhammad bin Zayed dari Uni Emirat Arab sepakat untuk mendorong persatuan di antara negara-negara Teluk. Demikian disampaikan oleh pihak Gedung Putih, Jumat (6/4), menyusul percakapan kedua pemimpin negara lewat sambungan telepon.
Kedua pemimpin juga sepakat enam negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk dapat dan harus melakukan lebih banyak untuk meningkatkan koordinasi satu sama lain, termasuk dengan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Uni Emirat Arab, bersama dengan Arab Saudi, Bahrain dan Mesir, memutus hubungan perjalanan dan perdagangan dengan Qatar pada Juni lalu. Mereka menuduh Qatar mendukung terorisme dan menjalin hubungan dengan Iran. Doha membantah tuduhan itu dan mengatakan negara-negara itu bertujuan untuk membatasi kedaulatannya.
Perseteruan itu mempersulit upaya untuk mempertahankan persatuan negara Teluk melawan Iran.
Awal pekan ini, para pejabat AS mengatakan pemerintahan Trump menunda pertemuan puncak dengan para pemimpin Teluk Arab yang telah direncanakan untuk Mei hingga September. Kalender diplomatik yang padat dan kurangnya kemajuan dalam perundingan untuk mengakhiri perselisihan disebut sebagai alasan hal tersebut terjadi oleh para pejabat.
Trump pada bulan lalu bertemu dengan Putera Mahkota Saudi, Muhammad bin Salman, yang melakukan tur beberapa minggu di Amerika Serikat, dan dijadwalkan bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani pada 10 April.