REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom senior Mari Elka Pangestu menilai ketidakpastian eksternal yang bisa memengaruhi perekonomian nasional semakin bertambah.
"Meningkat ketidakpastiannya, bukan karena perang dagang tetapi juga karena the Fed kelihatannya akan lebih cepat meningkatkan tingkat suku bunga sehingga rupiah akan mengalami pelemahan," kata Mari Elka ditemui usai seminar The Economist di Jakarta, Kamis (5/4).
Mantan Menteri Perdagangan itu menilai perang dagang global memunculkan kekhawatiran menganggu iklim perdagangan dan ekspor yang dalam satu tahun terakhir membaik.
Kekhawatiran perang dagang antara Amerika dan Cina muncul setelah Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif untuk produk impor baja sebesar 25 persen dan produk aluminium 10 persen."Selama setahun terakhir perdagangan dan ekspor membaik, ini (perang dagang) bisa menganggu," ucap Mari Elka.
Baca juga, Dunia Khawatir Perang Dagang antara Cina dan AS.
Menghadapi berbagai ketidakpastian eksternal itu, Mari Elka berpendapat Indonesia perlu merangsang permintaan dari dalam negeri."Kita beruntung masih punya pasar dalam negeri yang besar," kata dia.
Upaya mendorong permintaan dalam negeri oleh pemerintah dapat dilakukan melalui belanja negara yang membantu lapisan masyarakat paling bawah, misalnya melalui program padat karya dana desa dan program keluarga harapan.
Selain mendorong permintaan dalam negeri, perlu pula memperhatikan mengenai kepercayaan konsumen (consumer confidence) melalui penyelesaian permasalahan isu-isu mengenai pajak dan ketidakpastian regulasi.