Rabu 28 Mar 2018 19:02 WIB

Hadapi Ramadhan, Mendag Minta Bahan Pokok Disebar April

Produsen diminta menjual bahan pokok sesuai harga acuan.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pengunjung memilih telur ayam di sebuah supermarket di Kota Bandung, Rabu (20/12). Masyarakat berharap menjelang Natal dan tahun baru harga kebutuhan pokok atau sembako tetap terkendali.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah pengunjung memilih telur ayam di sebuah supermarket di Kota Bandung, Rabu (20/12). Masyarakat berharap menjelang Natal dan tahun baru harga kebutuhan pokok atau sembako tetap terkendali.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengumpulkan sejumlah asosiasi produsen bahan pangan pokok di kantornya untuk rapat membahas persiapan menghadapi bulan Ramadhan. Ia meminta para produsen untuk mendistribusikan bahan pokok ke seluruh gudang-gudang mereka di daerah mulai awal April mendatang.

Dengan begitu, Mendag berharap tidak terjadi kelangkaan pasokan yang diakibatkan oleh kendala logistik. "Sejak awal bulan April seluruh komoditi sudah tersebar di berbagai daerah sesuai potensi kebutuhan yang ada berdasarkan perkiraan pada tahun lalu," ujarnya, di Auditorium Kementerian Perdagangan, Rabu (28/3).

Mulai 1 April pula, Mendag meminta produsen dan pedagang dapat menjual semua komoditi pokok sesuai dengan harga acuan yang ditetapkan. Untuk gula kristal putih, Kemendag menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12 ribu per kilogram, minyak goreng kemasan sederhana Rp 11 ribu per liter, daging beku Rp 80 ribu per kilogram. Sementara, untuk beras medium, HET yang ditetapkan mulai dari Rp 9.450 per kilogram.

Enggartiasto optimistis harga bahan pangan pokok tersebut dapat tetap terkendali jelang dan selama Ramadhan mengingat saat ini stoknya mencukupi.

"Tidak ada kekhawatiran. Untuk gula juga sudah kami minta siapkan. Karena biasanya konsumsi gula meningkat selama puasa."

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Gula Indonesia (APGI) Pieko Njotosetiadi mengatakan, stok gula nasional saat ini tersedia sekitar 650 ribu ton. Sementara, kebutuhan gula nasional rata-rata 200-225 ribu ton per bulan. Selama Ramadhan, menurut Pieko, konsumsi gula biasanya meningkat 10-20 persen.

Jika melihat kondisi stok gula nasional saat ini, jumlah tersebut sebenarnya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hingga Ramadhan. Sebab, Pieko menyebut, saat ini sudah tidak ada panen tebu. Panen diperkirakan baru akan terjadi pada akhir Mei mendatang.

"Mulai Januari sampai Mei nanti kita hanya habiskan stok yang ada."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement