REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Peneliti Ekonomi Syariah SEBI School of Islamic Economics, Aziz Setiawan, menyatakan bank syariah perlu memperkuat permodalan untuk meningkatkan daya saing dengan bank-bank besar lainnya. Salah satu caranya dengan melepas saham ke publik melalui Initial Public Offering (IPO).
Aziz menjelaskan, bank syariah sangat potensial melakukan IPO. Sebab, secara umum potensi market dari industri keuangan syariah masih besar. "Kebutuhan ekspansi bank-bank untuk pembiayaan syariah cukup besar. Sehingga perbankan syariah harus menambah kapasitas," kata Aziz saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (27/3).
Beberapa waktu lalu, BRI Syariah telah mengumumkan untuk melepas 30 persen saham ke publik. Kemudian Selasa ini BTPN Syariah juga mengumumkan bakal melepas 10 persen saham ke publik.
Menurut Aziz, penambahan modal dilakukan untuk meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) sehingga kapasitas pembiayaan besar. Aziz melihat dari sisi respons masyarakat terhadap IPO bank syariah akan positif. Hal itu melihat kondisi bursa dan ekonomi secara keseluruhan yang kelebihan likuiditas. Instrumen investasi tersebut dapat diserap masyarakat.
Selain itu, kinerja BTPN Syariah dan BRI Syariah dinilai sangat baik dan di atas rata-rata industri. "Hal itu menjadi peluang besar bagi masyarakat dan investor untuk mengambil peluang investasi di pasar modal. Sehingga nanti akan banyak permintaan," imbuhnya.
Aziz menambahkan, idealnya tren bank syariah harus membuka diri untuk mendapatkan alternatif sumber pendanaan beragam. Melepas saham ke publik menjadi salah satu diversifikasi sumber pendanaan.
Jika bank syariah menunggu tambahan modal dari pemegang saham, maka kemungkinannya lama. Padahal ada potensi modal dari publik yang bisa mendorong bank syariah bisa segera naik kelas. Selain itu, perbedaan level jenis bank ada perlakuan berbeda dari otoritas terkait insentif. Dengan naik kelas, akan ada fasilitas yang dinikmati bank untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Dampak lebih besar, lanjutnya, kalau modal besar bisa menarik DPK lebih besar dan ekspansi lebih besar sehingga daya saing meningkat. Alhasil akan kompetitif dengan bank-bank besar lainnya. "Modal sebagai jangkar untuk meningkatkan DPK, meningkatkan pembiayaan sehingga skalanya lebih besar dan meningkatkan daya saing. Sehingga efisiensi dan profitabilitas lebih baik," kata dia.