Selasa 27 Mar 2018 18:23 WIB

Jepang Serahkan Studi KA Jakarta-Surabaya Akhir April

Kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Surabaya diharapkan memangkas waktu tempuh lima jam.

Kereta cepat Jepang. (Ilustrasi)
Foto: maman sudiaman
Kereta cepat Jepang. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Jepang melalui Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) akan menyerahkan hasil studi Kereta Cepat Jakarta-Surabaya pada akhir April 2018. Ini mundur dari yang seharusnya akhir Maret 2018.

"Studi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan JICA sedang difinalisasi, kami berharap Maret ini sudah bisa ditetapkan studi dari kami. Akhir April, JICA  menyerahkan studinya ke kita," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri saat ditemui di Bogor, Selasa (27/3).

Zulfikri mengatakan, direktorat akan mensinkronkan hasil kedua studi tersebut terutama terkait besaran investasi yang dinilai masih tinggi. "Sekarang masih bergerak terus besarannya karena biayanya yang tidak sedikit," katanya.

Adapun, rencana masuknya swasta asing, dalam hal ini Bank Jepang untuk Kerja Sama Internasional (JBIC), Zulfikri mengatakan masih mengkaji skema yang akan ditawarkan. "Skema mana yang bisa ditawarkan ke swasta, apakah konstruksinya, perawatan atau investasi sarana dan pengoperasiannya, kami masih memilah-milah," katanya.Meskipun nantinya jika memang JBIC masuk, dia menilai skema kerja sama masih akan dalam bentuk antarpemerintah atau government to government (G to G). Skema tidak berubah menjadi antarbadan usaha business to business.

"Karena ini kan inisiasinya Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, jadi awalnya memang G to G, pemerintah masuk," katanya.

Pemerintah Jepang dari awal bersikeras skema antarpemerintah karena agar ada jaminan dari pemerintah terkait proyek yang dikerjasamakan. Total investasi KA Cepat Jakarta Surabaya, yaitu Rp 60 triliun, termasuk Rp 20 triliun untuk 900 lintas sebidang kereta api Jakarta-Surabaya.

Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia telah menyetujui untuk menggunakan rel sempit (gauge 1.067 mm) dan bukan rel standar (gauge 1.431 mm) karena menyesuaikan karakteristik lahan di wilayah Jawa yang padat dan sudah banyak jaringan. Kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Surabaya diharapkan bisa memangkas waktu tempuh menjadi 5 sampai 5,5 jam. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement