Ahad 25 Mar 2018 17:10 WIB

Kimia Farma akan Buka Pabrik di Arab Saudi

Ditargetkan tahun ini proses perizinan pabrik di Arab Saudi selesai.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nidia Zuraya
Apotek Kimia Farma
Foto: kimia farma
Apotek Kimia Farma

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Kimia Farma (Persero), Tbk berencana membangun pabrik farmasi dan produk kesehatan di Jeddah, Arab Saudi. Sebelumnya, Kimia Farma telah mengakuisisi Dawaa Medical Limited Company (Dawaa), anak usaha Marei Bin Mahfouz (MBM).

Menurut Direktur Utama Kimia Farma, Honesti Basyir, rencananya dalam waktu dekat Kimia Farma akan mengirim tim untuk melakukan studi kelayakan. Ia berharap, tahun ini proses perizinan bisa selesai.

"Kalau proses perizinan selesai tahun ini, harapannya awal tahun depan pembangunan sudah mulai bisa dilakukan. Dengan catatan, hasil studi kelayakan bisa dilakukan," ujar Honesti di Bandung, Ahad (25/3).

Menurut Honesti, pemilihan Arab Saudi sebagai negara tujuan ekspansi, tidak terlepas dari target Kimia Farma untuk menembus pasar Timur Tengah dan Afrika. Ia mengatakan, obat yang tersertifikasi Arab Saudi akan dengan mudah diterima di negara-negara Timur Tengah dan Afrika.

"Targetnya untuk menjadi hub masuk ke Timur Tengah dan Afrika," katanya.

Karena, kata dia, standar obat dari lembaga sertifikasi Arab Saudi sudah diakui negara-negara Timur Tengah dan Afrika yang mayoritas penduduknya muslim. Selain itu, kata dia, peluang juga datang dari cenderung lambatnya pembangunan industri hulu di Arab Saudi.

Kondisi itu membuat pemerintah Arab Sausi gencar menarik investasi dari luar, termasuk Indonesia. Ia juga ingin menggarap potensi pasar haji dan umrah yang cukup besar.

"Itu lah mengapa sebelumnya kami sudah mengakuisisi apotik dan dalam proses penjajakan untuk akuisisi klinik dan rumah sakit," katanya.

Seperti diketahui, Kimia Farma baru saja mengakuisisi 60 persen saham Dawaa Medical Limited Company. Penyertaan modal Kimia Farma di Dawaa mencapai 38 juta riyal Arab Saudi atau setara sekitar Rp 133 miliar.

Kimia Farma Dawaa, kata dia, secara efektif akan beroperasi pada Maret 2018. Sebagian besar apotik Kimia Farma Dawaa berlokasi di Makkah, Madinah, dan Jeddah. "Target utamanya adalah untuk melayani kebutuhan farmasi haji dan umrah," katanya.

Pasar farmasi di Saudi Arabia pada 2020 diprediksi mencapai 20 miliar dolar AS. Itu belum termasuk peluang untuk menggarap pasar Afrika dan negara Timur Tengah lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement