REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dilantik sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah menggantikan Muliaman Hadad.
"MES ini akan menyinergikan seluruh aktivitas dalam pembinaan umat yang telah ada maupun menciptakan inovasi baru supaya keberadaan MES bisa dirasakan umat," kata Wimboh usai pelantikan pelantikan Pengurus Pusat MES di Jakarta, Sabtu (24/3).
Ia mengatakan bahwa MES akan fokus pada pembinaan umat dengan tingkat ekonomi yang rendah sehingga mereka bisa memeroleh kesempatan berusaha. MES diproyeksikan menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi syariah dengan memaksimalkan dukungan SDM, teknologi informasi, dan infrastruktur ekonomi lainnya.
Pendirian lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) berbasis pesantren khususnya bank wakaf mikro juga akan difokuskan sesuai arahan Presiden Joko Widodo. "MES ini menyimpan potensi besar. Tantangan ke depannya adalah bahwa aktivitas syariah belum sesuai yang diharapkan," kata Wimboh.
Total aset keuangan syariah Indonesia sampai Desember 2017 (tidak termasuk saham syariah) sebesar Rp 1.137 triliun atau 8,24 persen dari total aset sektor jasa keuangan Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari sukuk negara Rp 555,5 triliun, aset perbankan syariah Rp 435,02 triliun, aset asuransi syariah Rp 40,52 triliun, aset pembiayaan syariah Rp 34,48 triliun, aset lembaga nonbank syariah lainnya Rp 24,14 triliun, sukuk korporasi Rp 15,74 triliun, dan reksa dana syariah Rp 28,31 triliun.
Selain Wimboh sebagai Ketua Umum PP MES, juga dilantik Anggito Abimanyu sebagai Wakil Ketua Umum I, Firdaus Djaelani sebagai Wakil Ketua Umum II, Sugeng sebagai Wakil Ketua Umum III, dan Edy Setiadi sebagai Sekretaris Jenderal. MES memiliki pengurus wilayah di 26 provinsi, 70 kabupaten dan kota, dan lima di luar negeri.