Jumat 16 Mar 2018 16:05 WIB

Nilai Perdagangan RI-Selandia Baru Ditarget Rp 40 Triliun

Indonesia memiliki banyak produk unggulan yang berpotensi ekspor ke Selandia Baru.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Budi Raharjo
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/11).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Delegasi bisnis Indonesia mengawali rangkaian misi dagang ke Selandia Baru dengan berpromosi kopi, minyak kelapa sawit, energi terbarukan, dan jasa tenaga kerja kepada para buyer di Selandia Baru. Keempatnya termasuk dalam produk dan sektor unggulan yang dipromosikan pada forum bisnis Indonesia-Selandia Baru di Aukcland, Jumat (16/3).

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda mengatakan, Forum bisnis ini perdana diadakan Kementerian Perdagangan dan KBRI Wellington di Selandia Baru. Forum bisnis tersebut dihadiri sekitar 100 pelaku usaha Indonesia dan calon buyer dari Selandia Baru. Pelaku usaha Indonesia mewakili sektor-sektor seperti furnitur, kertas, CPO, kopi, produk agro, jasa, hingga energi.

"Indonesia memiliki banyak produk unggulan yang berpotensi ekspor ke Selandia Baru. Produk-produk ini dibawa oleh pelaku usaha kami yang sangat tertarik untuk bermitra dengan pelaku usaha Selandia Baru, kata Arlinda saat menyampaikan sambutan pada forum bisnis Indonesia-Selandia Baru, melalui siaran pers.

Indonesia dan Selandia Baru sangat berpotensi meningkatkan hubungan perdagangan di masa depan. Terlebih lagi pada tahun 2014 dalam pertemuan Joint Ministerial Commission Indonesia-Selandia Baru ke-6, kedua negara menyepakati peningkatan nilai total perdagangan sebesar 2,9 miliar dolar AS atau Rp 40 triliun di tahun 2024.

Dalam forum bisnis Indonesia-Selandia Baru kali ini, Arlinda mengatakan bahwa Indonesia adalah negara penghasil kopi terbesar ke-4 sekaligus eksportir terbesar ke-7 dunia. Nilai ekspor kopi Indonesia ke dunia tahun 2017 tercatat sebesar 1,18 miliar dolar AS. Saat ini, Indonesia telah memiliki 20 kopi indikasi geografis. Artinya, kopi dari setiap daerah memiliki cita rasa khas yang berbeda dengan daerah lain.

Untuk minyak kelapa sawit, Arlinda menyampaikan kepada para buyer bahwa Indonesia adalah negara produsen terbesar dunia dengan nilai ekspor tahun 2017 mencapai 20,7 miliar dolar AS atau 47,93 persen dari total pasar minyak sawit dunia.

Masih terbuka peluang besar bagi produk minyak kelapa sawit Indonesia untuk dapat mengisi pasar Selandia Baru. "Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus memastikan penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek produk sawit Indonesia," kata Arlinda.

Di sektor jasa, Pemerintah Indonesia telahmenetapkan Selandia Baru sebagai negara prioritas untuk penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) formal/profesional, terutama di sektor hospitality dan perkebunan.

Dubes Tantowi Yahya menyambut baik misi dagang ke Selandia Baru ini. Tantowi mengatakan, forum bisnis yang mempertemukan pelaku usaha Indonesia dan Selandia Baru seperti ini baru pertama kali diadakan.

Peserta hari ini adalah saksi sejarah. Karena ini adalah forum bisnis yang pertama kali diadakan selama 60 tahun persahabatan Indonesia dan Selandia baru. "Saya menyambut baik antusiasme pelaku usaha Selandia Baru untuk menjajaki peluang kerja sama dengan pelaku usaha Indonesia," kata Tantowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement