Senin 12 Mar 2018 13:32 WIB

Dirut Pertamina: Target Jadi Kelas Dunia Bukan Wacana

Pertamina bergerak pada bisnis berisiko besar.

Pertamina
Foto: dok.Republika
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik menegaskan, target sebagai perusahaan berstandar kelas dunia bukanlah wacana. Namun harus menjadi kenyataan.

"Pencitraan itu boleh saja, tapi realisasi jauh lebih penting," kata Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik ketika membuka acara penghargaan inovasi internal perusahaan di Jakarta, Senin (12/3).

Elia mengatakan, Pertamina merupakan industri yang bergerak pada bisnis berisiko besar, utamanya dalam hal investasi. Selain itu, sektor ini juga membutuhkan modal yang besar, oleh karena itu apabila memiliki total pendapatan yang besar seharusnya bukan itu tujuannya.

"Kita bergerak dalam bisnis minyak dan gas bumi, seluruh dunia tahu bahwa keuntungan pendapatan memang di ranah besar, seharusnya tidak kaget dan bukan itu tujuannya, melainkan bagaimana mempertahankan pendapatan tersebut," katanya.

Ia mencontohkan, perusahaan serupa di negara tetangga secara teknologi keadaannya lima tahun lebih maju dari Indonesia.  Bahkan ada yang 13 tahun. Maka bukan hanya meraih level tinggi tetapi juga mengejar ketinggalan.

Dirut Pertamina juga menegaskan, untuk dapat mencapai hal tersebut selain inovasi, setiap perusahaan haruslah memiliki kriteria yang harus dijadikan patokan. Pertamina memiliki delapan program kriteria yang harus dijadikan target setiap jajaran direksi. Apabila delapan kriteria tersebut dapat dicapai maka perusahaan berkelas dunia dapat disandang oleh Pertamina.

Kedelapan Program Prioritas Direktorat Pengolahan tersebut, yaitu Personal Safety Of Workspace, Environmental Compliance, Refining Availability, Profit Margin, Maximizing Product, Energy Efficiency & Reduce Losses, Producing High Quality, People Development.

Massa menambahkan, delapan agenda prioritas layaknya sebuah `rambu' bagi Pertamina dalam melakoni bisnis di industri migas. Ia juga mengingatkan tentang pentingnya interproteksi antara setiap butir delapan prioritas, serta peran seorang pemimpin di setiap fungsi dalam mendukung penerapan agenda prioritas tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement