Senin 12 Mar 2018 13:31 WIB

Eropa dan Jepang Minta Pengecualian Tarif Impor Baja

Eropa dan Jepang telah melakukan pertemuan dengan utusan perdagangan AS.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Winda Destiana Putri
Industri Baja (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Industri Baja (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Eropa dan Jepang mendesak Amerika Serikat (AS) agar mendapatkan pengecualian tarif impor baja dan alumunium. Eropa dan Jepang telah melakukan pertemuan dengan utusan perdagangan AS, Robert Lighthizer di Brussel untuk bernegosiasi mengenai pengecualian tersebut.

Kepala Perdagangan Eropa, Cecilia Malmstrom mengatakan, pertemuan dengan utusan perdagangan AS masih belum membuahkan hasil. Menurutnya, pembicaraan akan dilanjutkan dalam waktu dekat.

"Sebagai mitra keamanan dan perdagangan dekat AS, Uni Eropa harus dikecualikan dari langkah-langkah kebijakan yang diumumkan oleh AS," uja Malmstrom dilansir Reuters, Senin (12/3).

Sementara itu, Menteri Perdagangan Jepang, Hiroshige Seko mengatakan, dalam pertemuan tersebut Pemerintah Jepang telah menyampaikan kekhawatirannya kepada utusan perdagangan AS. Mereka juga memperingatkan bahwa kebijakan tarif impor ini dapat menimbulkan gangguan pasar global.

"Kami akan melihat dampaknya kepada bisnis Jepang, setelah itu kami akan membuat keputusan akhir," kata Seko.

Sebelumnya Kementerian Perdagangan Jepang mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa ekspor baja dan alumunium dari Jepang tidak akan mempengaruhi keamanan nasional AS. Seko mengatakan, ekspor ini justru telah memberikan kontribusi penting bagi industri dan tenaga kerja AS.

Setelah pertemuan dengan Eropa dan Jepang, Lighthizer menolak untuk dimintai komentar. Salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan ini, yakni mengenai langkah bersama untuk mengatasi kelebihan kapasitas baja global dan praktik pasar yang menyimpang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement