REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pengerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Bundaran HI dan juga Senayan. Namun, tampak juga Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peninjauan ini.
Jokowi mengaku, ia mengajak serta Surya Paloh ikut meninjau pembangunan proyek ini lantaran sulit mengatur waktu untuk bertemu. Menurutnya, keduanya sudah lama tak bertemu dan juga berkomunikasi.
"Saya kan sudah lama tidak ketemu dengan pak Surya Paloh. Beliau ini kan muter terus ke Maluku, Maluku Utara, ke Papua, ke Bali, Jawa Barat. Telepon aja saja sulit, gitu lah. Kemarin saya telepon, ada. Ya sudah. Karena waktu saya juga mepet sekali. Ya sudah. 'Pak Surya Paloh, besok boleh ketemu saja di MRT. bisa enggak?'," cerita Jokowi saat tengah meninjau pembangunan proyek ini di kawasan Senayan, Rabu (7/3).
Ajakan Jokowi pun disambut oleh Surya Paloh. Menurut Jokowi, ia juga ingin melihat perkembangan pembangunan proyek MRT tersebut. Surya Paloh mengaku senang diajak langsung oleh Presiden meninjau proyek ini. Ia juga mengaku bangga dengan adanya pembangunan MRT di Tanah Air.
"Ini suatu kehormatan bagi saya, WNI, kebetulan ketum parpol, diajak pak Presiden untuk melihat on spot langsung progress daripada pembangunan MRT," ujar Paloh.
Ia mengatakan, proyek MRT ini merupakan cita-cita Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat masih remaja. Sehingga transportasi massal ini dapat dinikmati oleh seluruh warga ibu kota dan dapat menjadi kebanggaan bangsa.
Sedangkan, Anies Baswedan menambahkan, MRT bukan hanya menjadi alat transportasi massal namun juga dapat mendorong peningkatan peradaban dan kedisiplinan masyarakat.
"Di tempat ini akan lewat 173 ribu orang per hari. Artinya, ibu kota melatih minimal 173 ribu orang per hari untuk apa? Untuk antre, untuk kedisiplinan, jadi MRT ini bukan hanya alat transportasi, tapi juga suatu alat untuk membuat bangsa kita meningkat kedisiplinannya, meningkat peradabannya," ujar Anies.