Selasa 06 Mar 2018 10:30 WIB

Kementerian PUPR Revitalisasi Danau Tempe

Pendangkalan terjadi salah satunya akibat masifnya pertumbuhan eceng gondok.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Seekor burung pelikan mencari makan di antara eceng gondok. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seekor burung pelikan mencari makan di antara eceng gondok. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merevitalisasi Danau Tempe di Sulawesi Selatan. Revitalisasi dilakukan karena terjadinya pendangkalan, danau ini merupakan salah satu dari 15 danau kritis di Indonesia.

Danau yang terletak di tiga kabupaten yakni Kabupaten Wajo, Soppeng dan Sidrap dengan luas 13 ribu hektare ini mengalami pendangkalan akibat masifnya pertumbuhan eceng gondok, sedimentasi dan okupasi lahan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, sejak 2016 pihaknya terus melakukan revitalisasi 15 danau prioritas untuk mengembalikan fungsi alami danau sebagai tampungan air, termasuk penataan di kawasan daerah aliran sungai. "Kami melakukan pengerukan sedimen dan pembersihan eceng gondok, seperti halnya dilakukan di Danau Rawapening, Danau Limboto dan Danau Toba," katanya melalui siaran pers, Selasa (6/3).

Untuk diketahui, tumbuhnya eceng gondok merupakan tipikal dari danau pada daerah tropis dengan kandungan nutrient terutama nitrogen, fosfat dan potasium yang tinggi di dalam sedimennya. Dengan jumlah dan pertumbuhan eceng gondok yang cepat, fungsi utama danau terganggu dan menjadi dangkal.

Kegiatan revitalisasi Danau Tempe berupa pengerukan sedimen danau yang mencapai 8,58 juta meter kubik, pemancangan cerucuk bambu, pengendalian gulma air dengan pembersihan rutin eceng gondok serta pemasangan geokomposite dan geosintetis.

Revitalisasi akan menambah kapasitas volume tampungan sebesar 7,23 juta meter kubik, dari kapasitas volume tampungan saat ini sebesar 207,66 juta meter kubik. Dengan bertambahnya volume tampungan tersebut, akan dapat memenuhi kebutuhan air baku masyarakat di sekitar Danau Tempe, dari sekitar 23 ribu jiwa menjadi 30 ribu jiwa.

Revitalisasi juga dapat meningkatkan indeks pertanaman dari 106 persen (Padi-Palawija) menjadi 260 persen (Padi-Padi-Palawija). Selama ini lahan pertanian seluas 5.000 hektare di sekitar danau disuplai melalui irigasi pompa. Luas lahan perikanan juga meningkat dari 22.400 hektare menjadi 23.061 hektare berupa budidaya ikan nila.

Pekerjaan revitalisasi Danau Tempe dimulai sejak Desember 2016 yang dilakukan di tiga kabupaten. Pekerjaan revitalisasi di Kabupaten Wajo dilakukan oleh KSO PT Nindya dan FAF dengan anggaran Rp 283,98 miliar dengan progres saat ini sebesar 23,55 persen dan ditargetkan akan selesai pada awal 2019. Luas area pengerukan di Kabupaten Wajo mencapai 242 hektare dengan volume pengerukan sebesar 2,87 juta meter kubik.

Di Kabupaten Soppeng, pekerjaan revitalisasi dikerjakan oleh kontraktor KSO PT Bumi Karsa dan SAC Nusantara dengan anggaran Rp 284,8 miliar. Pekerjaan yang dilakukan berupa pengerukan seluas 289 hektare dengan volume pengerukan 2,81 juta meter kubik. "Saat ini progres fisiknya sebesar 18,57 persen," katanya.

Di Kabupaten Sidrap, revitalisasi dilakukan KSO PT PP-BRP dengan anggaran sebesar Rp 281,61 miliar dan ditargetkan selesai pada awal 2019. Luas area pengerukan di Kabupaten Sidrap mencapai 227,53 hektare dengan volume pengerukan 2,9 juta meter kubik. Saat ini progres revitalisasi baru mencapai 14,59 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement