Senin 05 Mar 2018 21:15 WIB

Boy Thohir: Koperasi Jadi Kunci Kembangkan Pertanian

Melalui koperasi, perbankan tak akan ragu lagi menyalurkan dana ke sektor pertanian.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Besarnya potensi pertanian Indonesia terus didorong untuk dimanfaatkan secara maksimal termasuk dari para pengusaha. Koperasi dan pembinaan secara sinergi menjadi kunci dalam peningkatan potensi ini.

Prsiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir mengatakan, dengan penguatan korporatisasi pertanian melalui koperasi ini, petani akan mampu mengambangkan usahanya. Bahkan, tidak perlu lagi bergantung dengan bantuan pemerintah. "Nggak perlu dana bantuan apa-apa kalau mereka bersatu udah siap kok," ujarnya dalam acara Santap Malam KADIN dengan Pimpinan Redaksi di Grand Hyatt Hotel, Senin (5/3).

Dana yang bisa dimanfaatkan cukup berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan dan perbankan. Menurutnya, melalui koperasi, perbankan tidak akan ragu lagi menyalurkan dana ke sektor pertanian.

Sedangkan, jika petani ini terus mengandalkan bantuan pemerintah maka akan berdampak pada lenyapnya bantuan tersebut, tidak diputar dan dimanfaatkan lebih lanjut dengan koperasi. "Kalau koperasi sifatnya akan seperti perusahaan, koperasi akan selalu eksis, selalu ada," ujar dia.

Namun, peran pemerintah tetap dibutuhkan sebagai pihak yang mengawal dan mengawasi kopersi tersebut. Sebab, diakui Garibaldi yang akrab disapa Boy Thohir ini, tanpa campur tangan pemerintah membuat keuntungan koperasi diambil pihak tertentu.

Catatan buruk koperasi tersebut, kata dia, seharusnya dijadikan pelajaran, bukan mengendurkan niat KADIN dalam Tmendorong peningkatan pertanian, peternakan dan perikanan Tanah Air. Pemberdayaan CSR di bidang pangan pernah dilakukan PT Adaro Energy Tbk. Saat itu, ia melanjutkan, pihaknya memberikan CSR berupa sapi ternak di Kalimantan Selatan (Kalsel). Sayangnya, sapi tersebut justru menghilang karena dijual, bukan diternak dan dikembangkan lebih lanjut. "Menurut saya programnya sudah benar," kata dia.

Sebagai pengusaha, ia juga akan bermitra dengan santri di Pondok Pesantren yang ada di Pulau Jawa. Santri, nantinya bisa mengelola pertanian, peternakan maupun perikanan untuk kemudian memanfaat keuntungan dari sana.

Untuk memastikan para santri mendapatkan keuntungan dari sektor pertanian tersebut, koperasi perlu dibentuk. "Jadi kuncinya adalah kita akan mengaktifkan kembali koperasinya," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement