Jumat 02 Mar 2018 13:55 WIB

Memanfaatkan Nanoserat Selulosa untuk Mengganti Kayu

Tanaman serat nonkayu dapat ditanam di daerah marginal.

Red: EH Ismail
Bahan serat nano.
Foto: Humas Balitbangtan.
Bahan serat nano.

Pemanfaatan serat alam sebagai material maju semakin meningkat seiring kesadaran untuk menggunakan bahan alam dalam semua lini industri.  Serat alam memiliki keunggulan dibandingkan dengan serat sintetis, antara lain densitasnya rendah, murah, mudah tersedia, dapat diperbarui, dapat terdekomposisi dengan mudah dan cepat, serta rendah abrasif.  

Salah satu material maju yang menggunakan serat alam adalah nanoserat selulosa. Nanoserat selulosa merupakan serat selulosa yang memiliki ukuran antara 5-20 nanometer. Nanoserat selulosa  diperkenalkan pertama kali oleh Turbak, Snyder, dan Sandberg pada akhir 1970-an di laboratorium ITT Rayonier di Whippany, New Jersey, Amerika Serikat.

Menurut beberapa penelitian, nanoserat selulosa memiliki keunggulan, antara lain modulus young tinggi, kuat tarik tinggi, koefisein ekspansi panas rendah, rasio luas permukaan dengan volume tinggi, serta mudah digabungkan dengan material lain, seperti polimer, protein, dan sel hidup.

Di beberapa negara maju, nanoserat selulosa telah banyak digunakan.  Pemanfaatannya, antara lain untuk pembuatan kertas, komposit, absorben, biosensor, imobilisasi substansi penting (enzim, vitamin, dan antimikrobia), filter, serta beberapa aplikasi di bidang pangan, kosmetik, dan biomedis.

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki beragam kekayaan alam.  Salah satunya adalah tanaman penghasil serat nonkayu.  Dibandingkan dengan tanaman serat kayu, tanaman serat nonkayu, seperti rami, kenaf, abaka, agave, rosela serat, dan yute, memiliki banyak kelebihan.

Tanaman ini pada umumnya memiliki umur panen pendek, yaitu sekitar 3 bulan. Beberapa tanaman serat lain, seperti abaka, dapat dipanen sepanjang tahun bila sudah cukup umur panen.  Kelebihan lainnya, tanaman serat nonkayu dapat ditanam di daerah marginal dan tidak membutuhkan lahan yang luas.  

Saat ini, pemanfaatan tanaman serat masih terbatas pada seratnya. Walaupun pemanfaatan serat telah luas dan beragam, namun pemanfaatan tanaman serat sebagai nanoserat selulosa masih sangat terbatas. Beragam teknologi nano yang sedang berkembang dapat digunakan untuk penelitian bahkan untuk proses produksi dengan memperhatikan sisi kelayakan ekonomi tentunya.

Dengan demikian, diharapkan penggunaan tanaman serat nonkayu untuk nanoserat selulosa dapat menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan kayu untuk nanoserat selulosa. (Suminar Diyah Nugraheni)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement