Selasa 27 Feb 2018 20:21 WIB

Laba BNI Syariah Tumbuh 10,6 Persen di Akhir 2017

Pertumbuhan seputar pembiayaan, peningkatan imbal jasa, dan rasio dana murah (CASA).

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Laba Bersih BNI Syariah. Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo (kedua kiri) bersama Direktur Bisnis Dhias Widhiyati, Direktur Operasional Junaidi Hisom, dan Direktur Kepatuhan dan Risiko Tribuana Tunggadewi (dari kiri) menunggu konferensi pers paparan kinerja BNI Syariah 2017 di Jakarta, Selasa (27/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Laba Bersih BNI Syariah. Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo (kedua kiri) bersama Direktur Bisnis Dhias Widhiyati, Direktur Operasional Junaidi Hisom, dan Direktur Kepatuhan dan Risiko Tribuana Tunggadewi (dari kiri) menunggu konferensi pers paparan kinerja BNI Syariah 2017 di Jakarta, Selasa (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laba Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah tumbuh 10,6 persen di kuartal akhir 2017. Pertumbuhan masih seputar pembiayaan, peningkatan imbal jasa, dan rasio dana murah (CASA).

Plt Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menjelaskan, laba BNI Syariah di kuartal akhir 2017 tumbuh 10,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 306,68 miliar dari Rp 277,37 miliar di akhir 2016. Hal itu ditopang pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,14 persen menjadi Rp 23,60 triliun di akhir 2017 dari 20,49 triliun di akhir 2016.

Sementara di dana pihak ke tiga (DPK) di akhir 2017 tumbuh 21,2 persen menjadi Rp 29,38 triliun dari Rp 24,23 triliun di akhir 2016. Sebesar 51,60 persen dari DPK 2017 merupakan CASA yang naik dari 47,60 persen pada akhir 2016.

''Kami meningkatkan CASA melalui kerja sama dengan berbagai komunitas Islam,'' ungkap Firman dalam paparan kinerja kuartal empat 2017 di Kantor BNI Syariah, Selasa (27/2).

Dengan demikian, aset BNI Syariah di akhir 2017 mencapai Rp 34,82 triliun, naik 23,0 persen dari Rp 28,31 triliun pada 2016. Rasio-rasio keuangan BNI Syariah juga membaik di akhir 2017 dibanding 2016.

Rasio modal (CAR) naik menjadi 20,14 persen secara tahunan dari 14,92 persen setelah BNI menambahkan modal sebesar Rp 1 triliun di akhir Desember 2017. Sementara BOPO BNI Syariah naik menjadi 87,62 persen dari 86,88 persen, tingkat pengembalian ekuitas (ROE) 11,42 persen dari 11,94 persen, dan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) yang turun menjadi 2,89 persen dari 2,94 persen.

photo
Laba Bersih BNI Syariah. Tabel kinerja ditampilkan saat konferensi pers paparan kinerja BNI Syariah 2017 di Jakarta, Selasa (27/2).

Pada 2018, lanjut Firman, BNI Syariah menargetkan pertumbuan optimistis di level 18 persen dan moderat 15-16 persen. Untuk laba 2018, BNI Syariah menargetkan pertumbuhan hingga 34,6 persen, pembiayaan 18,2 persen dan DPK 17-18 persen.

''Ada banyak yang bisa kami garap dan kami masih akan menyasar ekosistem halal. Tambahan modal di akhir 2017 kam harap bisa membuat performa BNI Syariah jadi lebih baik,'' ungkap Firman.

BNI Syariah juga akan mulai menjalankan Laku Pandai di 2018 melalui Agen Keuangan Hasanah. Bancassurance juga Firman lihat cukup menarik terutama untuk menambah pendapatan imbal jasa meski BNI Syariah masih akan melihat dulu ke depan.

Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan, kontribusi laba terbesar masih dari bagi hasil dan marjin. Pendapatan bagi hasil dan marjin tumbuh delapan persen menjadi Rp 3,2 triliun. Juga pendapatan recovery yang naik 290 persen menjadi Rp 69 miliar di dan non-recurring fee yang tumbuh 200 persen terutama pendapatan ujrah yang mencapai Rp 31 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement