Selasa 27 Feb 2018 08:08 WIB

Garuda Bukukan Pendapatan Operasional 4, 2 Miliar Dolar AS

Pendapatan operasional Garuda meningkat 8,1 persen year on year (yoy)

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury menyampaikan kata sambutannya pada acara peluncuran Garuda Shop JD.ID di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Selasa (13/2).
Foto: Darmawan / Republika
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury menyampaikan kata sambutannya pada acara peluncuran Garuda Shop JD.ID di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Selasa (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membukukan pendapatan operasi sebesar 4,2 miliar dolar AS selama 2017 atau meningkat 8,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,9 miliar dolar AS. Kinerja operasional perseroan yang terus menunjukan tren positif tersebut sejalan dengan komitmen manajemen dalam penerapan strategi “5 Quick Wins” yang dijalankan sejak kuartal kedua pada 2017. 

Selain itu Garuda Indonesia juga mencatatkan tingkat keterisian penumpang (seat load factor) sebesar 74,7 persen dengan tingkat ketepatan waktu sebesar 86,4 persen.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan, selain berhasil meningkatkan pendapatan operasional perusahaan, Garuda Indonesia juga berhasil mempertahankan capaian standarisasi layanan bintang lima dari Skytrax sejak 2014. 

"Hal tersebut tentunya menjadi bukti komitmen perusahaan untuk terus mengedepankan layanan berkualitas yang berorientasi terhadap costumer service di tengah strategi efisiensi yang dijalankan manajemen," kata Pahala di Jakarta, Senin (26/2).  

Pahala menambahkan, tren pertumbuhan pendapatan operasional tersebut salah satunya ditopang oleh pertumbuhan pada lini layanan penerbangan tidak berjadwal yang meningkat sebesar 56,9 persen atau menjadi sebesar 301,5 juta dolar AS. Selain itu sektor pendapatan lainnya (pendapatan di luar bisnis penerbangan dan subsidiaries revenue) turut meningkat sebesar 20,9 persen dengan pembukuan pendapatan sebesar 473,8 juta dolar AS. 

"Sepanjang tahun 2017, Garuda Indonesia juga berhasil menekan catatan kerugian dari kuartal satu 2017 dari rugi sebesar 99,1 juta dolar AS, berkurang menjadi rugi sebesar 38,9 dolar AS pada kuartal dua 2017. Kemudian perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar 61,9 juta dolar AS pada kuartal tiga 2017, dimana angka tersebut naik 216,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," tambah Pahala.

Sepanjang semester dua 2017, lanjut Pahala, Garuda Indonesia juga berhasil membukukan laba bersih hingga 70,4 juta dolar AS yang merupakan hasil akumulasi laba bersih di kuartal tiga 2017 sebesar 61,9 juta dolar AS, dan laba bersih di kuartal empat 2017 sebesar 8,5 juta dolar AS. Capaian positif tersebut tentunya juga sejalan dengan upaya perusahaan dalam menekan catatan kerugian (net loss) hingga menjadi rugi 67,6 juta dolar AS pada kinerja 2017 atau berkurang cukup signifikan dari tekanan kerugian di semester satu 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement