Selasa 27 Feb 2018 06:15 WIB

Bandara Internasional Lombok Dongkrak Kunjungan Wisatawan

Banyak perubahan yang dirasakan dengan keberadaan Bandara Internasional Lombok.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Budi Raharjo
 Anak-anak bermain di area bermain anak Bandara Internasional Lombok, NTB, Selasa (11/4).
Foto: Republika/Prayogi
Anak-anak bermain di area bermain anak Bandara Internasional Lombok, NTB, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Keberadaan bandar udara (bandara) merupakan hal mutlak dalam membuka akses suatu wilayah agar bisa terhubung dengan wilayah lain. Di era globalisasi, kehadiran bandara menjadi keniscayaan dalam mendongkrak kemajuan suatu wilayah.

Kondisi serupa juga dialami Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Keberadaan Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, menggantikan Bandara Selaparang di Kota Mataram, lambat laun mulai menunjukan dampak positifnya.

Sejak dibuka pada 2011, pergerakan penumpang terus menunjukkan angka yang signifikan. termasuk raihan jumlah wisatawan yang lebih dari 3,5 juta wisatawan pada 2017 atau melebihi target kunjungan yang sebanyak 3,5 juta wisatawan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB bahkan sampai menggelar sarasehan pengaruh ekonomi, sosial, dan budaya atas kehadiran BIL di Pulau Seribu Masjid tersebut.

Sekretaris Daerah NTB Rosiady Sayuti mengatakan, sarasehan yang menghadirkan para akademisi dari berbagai universitas di NTB, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para budayawan bertujuan menggali sejauh mana dampak sosial dan budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat setelah beroperasinya BIL.

Rosiady menceritakan bagaimana dinamika dari proses pembangunan BIL hingga bisa beroperasi sampai saat ini.

"Saya rasakan betul bagaimana sulitnya meyakinkan orang hanya untuk menjadi penumpang dalam pendaratan perdana di BIL ini," ujar Rosiady di Graha Bhakti Praja, Kantor Gubernur NTB, Senin (26/2).

Kata Rosiady, saat ini telah banyak perubahan yang dirasakan dengan keberadaan BIL, antara lain peningkatan frekuensi penerbangan yang hampir dua kali lipat dari sebelumya. Rosiady memaparkan, semakin tingginya arus kedatangan ke NTB dari berbagai penjuru dunia, maka tentu ada dampak terhadap perubahan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya yang ada di NTB.

"Perubahan kondisi sosial dan budaya itulah yang ingin kita ketahui dari para akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para budayawan kita yang konsen dalam mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dengan kehadiran BIL," lanjut Rosiady.

Rosiady juga menjelaskan rencana sejumlah pembangunan di BIL pada tahun ini yang akan melakukan perluasan area dengan penambahan dua buah terminal. Atas perluasan area, Rosiady berharap jumlah pesawat yang terbang dapat bertambah, dan akan disusul dengan perpanjangan landasan pacu sehingga akan dapat didarati pesawat berbadan besar.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, Lalu Bayu Windya mengatakan, sebelum dilakukan pembangunan BIL telah dilakukan studi dampak sosial dan budaya, di samping studi amdal yang bisa dibaca secara langsung.

Bayu menjelaskan, sarasehan yang dilakukan saat ini untuk meninjau kembali apakah prediksi-prediksi terkait dampak sosial dan budaya itu benar-benar terjadi di tengah-tengah masyarakat.

"Dengan adanya bandara ini, maka kita telah membuka pintu selebar-lebarnya bagi dunia luar untuk memasuki rumah kita. Pasti ada dampak selain dari kemudahan yang kita rasakan dalam hal bertransportasi, itulah yang ingin kita ketahui," kata Bayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement