Senin 26 Feb 2018 20:24 WIB

IMF Sarankan Indonesia Perbaiki Kemudahan Berinvestasi

Pertumbuhan ekonomi yang stabil akan beri momentum positif perekonomian dunia.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Budi Raharjo
Bahas Rencana Pertemuan IMF.  Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (tengah) bersama delegasi saat diterima Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Bahas Rencana Pertemuan IMF. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (tengah) bersama delegasi saat diterima Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Christine Lagarde mengatakan, Indonesia perlu untuk terus meningkatkan kemudahan berinvestasi baik di tingkat pusat maupun di daerah. Seperti disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,3 persen dengan dorongan konsumsi, ekspor, dan investasi.

"Beliau menyampaikan apresiasi terutama reformasi dari sisi kemudahan investasi agar momentum pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yg berasal dari investasi bisa ditingkatkan. Seperti single submission dan penyederhanaan peraturan. Namun tadi juga disampaikan baik di pusat maupun di daerah perlu diperbaiki," ujar Menkeu di Jakarta, Senin (26/2).

Lagarde menyampaikan, seperti diungkapkan Sri, kondisi ekonomi dunia tahun ini dan tahun depan relatif akan stabil dengan pertumbuhan sekitar 3,9 persen. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada seluruh negara untuk bisa memanfaatkan momentum positif perekonomian dunia.

Ia mencontohkan, perekonomian Amerika Serikat akan menguat karena didorong kebijakan fiskalnya. Meski begitu terdapat hal yang perlu diwaspadai mengingat di satu sisi AS bisa meningkatkan perekonomian namun di sisi lain kemungkinan inflasi di negara itu juga akan meningkat.

"Ini bisa menimbulkan implikasi pada perekonomian dunia yakni menyebabkan inflasi global suku bunga," ujar Menkeu.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement