REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Penyaluran kredit perbankan masih lambat pada Januari 2018. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), kredit hanya tumbuh tujuh persen secara tahunan (year on year/yoy).
Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan Desember 2017 yang sebesar 8,2 persen (yoy). Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan, penyaluran belum pesat karena kredit korporasi masih dalam fase konsolidasi.
"Kami bersama OJK (Otoritas Jasa Keuangan) akan terus berupaya melakukan upaya peningkatan kredit," kata Sugeng, di Padang, Sabtu (24/2).
Sugeng menjelaskan, BI dan OJK sering menggelar pertemuan rutin. Pertemuan itu akan dimanfaatkan untuk mencari cara menekan biaya operasional bank. Selain itu, mencari solusi agar kredit korporasi bisa digenjot.
Meski begitu, Sugeng yakin penyaluran kredit bisa tumbuh dua digit. "Kami perkirakan kredit 2018 tumbuh di atas 10 persen," katanya.
Menurut dia, ada banyak faktor yang membuat pertumbuhan kredit pada tahun ini lebih bagus. Selain membaiknya proyeksi perekonomian dalam negeri, faktor eksternal juga turut mempengaruhi. "Ekonomi dalam negeri dan global diproyeksikan meningkat. Ini akan mendukung pertumbuhan kredit," ujar dia.
Penyaluran kredit dalam rencana bisnis bank (RBB) ditargetkan sebesar 12,2 persen pada tahun ini. Sementara BI memproyeksikan pertumbuhan kredit berada pada kisaran 10-12 persen.
Baca juga: GWM Averaging Dorong Pembiayaan Bank Syariah