Jeruk merupakan buah yang banyak digemari berbagai kalangan bangsa dan negara. Di Indonesia, jeruk merupakan salah satu buah favorit. Jenis jeruk yang paling banyak dikonsumsi segar adalah jeruk keprok/mandarin (Citrus reticulata) sementara yang banyak di produksi di Indonesia adalah jeruk siam (Citrus nobilis).
Jeruk siam beradaptasi baik di daerah tropis, terutama dataran rendah, dan produktivitasnya pun tinggi. Meskipun rasanya manis, namun jeruk siam sering nampak kurang segar dan kulitnya sulit dikupas.
Adapun jeruk keprok karena asalnya dari daerah beriklim sedang, lebih cocok untuk dataran tinggi. Meskipun produktivitasnya lebih rendah, jeruk keprok memiliki rasa lebih segar, warna oranye yang menarik, dan lebih mudah dikupas. Tidak heran bila jeruk inilah yang banyak kita impor, meskipun kita juga mulai banyak mengembangkan jeruk keprok.
Jeruk unggul baru gabungan dari sifat-sifat unggul kedua jenis jeruk tersebut tentu lebih disukai. Lantaran kedua jeruk merupakan jenis jeruk berbeda, maka saat dilakukan pemuliaan dengan persilangan seksual menghadapi kendala genetik. Karena itu, bioteknologi adalah metode pemuliaan alternatif yang tepat untuk menggabungkan sifat baik kedua jenis jeruk tersebut.
Kemampuan Balitbangtan Kementerian Pertanian menghasilkan varietas dan berbagai teknologi pertanian tidak diragukan lagi. Bahkan, kemampuan Balitbangtan tersebut juga didukung dengan kemampuan menghasilkan logistik secara masal dan mendiseminasikan secara masif.
Dukungan benih sumber dan alat mesin pertanian bisa dilihat pada saat ini. Tidak heran, DPR tahun lalu mempercayai Balitbangtan untuk ikut menyediakan benih jagung hibrida untuk mendukung program nasional swasembada jagung yang telah tercapai.
Kemampuan Balitbangtan dalam bioteknologi terus meningkat. Balitbangtan telah mengembangkan bioteknologi selular yang aman untuk menggabungkan kedua spesies jeruk. Kolaborasi antara BB Biogen, Balitjestro, dan Institut Pertanian Bogor (IPB) telah berhasil menggabungkan jenis jeruk siam Medan dengan jenis jeruk mandarin Satsuma.
Doktor Ali Husni, pemulia dari BB Biogen menyampaikan rasa puasnya karena dia dan tim berhasil menemukan metode tersebut dan menghasilkan jeruk baru yang memiliki beberapa sifat unggul, seperti warna buah oranye yang atraktif, rasa yang lebih manis, kulit yang mudah dikupas, ukuran yang lebih besar, dan jeruk dengan biji sedikit.
Kini, jeruk tersebut sedang dalam proses uji tahap akhir di Sumatra Utara, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Harapannya, tentu petani jeruk di ketiga daerah dapat melihat performa tanaman dan mutu buah serta mengembangkannya.
Tahun ini, hasil persilangan genetik jeruk tersebut diharapkan dapat diajukan dan lolos pendaftaran, sehingga semua dapat menikmati keunggulan jeruk karya anak bangsa yang bermutu.
Kepala BB Biogen Kementan, Mastur, menyatakan, mutu tinggi jeruk Nusantara ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan mengikis impor jeruk sekaligus meningkatkan pendapatan petani.
"Tentu kita semua berharap selain didaftarkan juga dilakukan upaya perbanyakan benih secara masal dan diseminasi secara masif," kata Mastur.