Kamis 22 Feb 2018 22:08 WIB

KLHK Bentuk Masyarakat Peduli Api

Diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap ancaman yang merusak ekosistem.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Citra Listya Rini
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK  --  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) di wilayah kerja Manggala Agni Daops Pontianak, Kalimantan Barat. Pembentukan MPA bertujuan untuk meningkatkan peran dan keterlibatan masyarakat dalam pengendalian karhutla.

"Pembentukan kelompok MPA diawali dengan pembekalan teknis yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan," ujarDirektur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Raffles B. Panjaitan, Kamis (22/2).

Pembekalan yang dilakukan dengan menitikberatkan pada penguatan kelembagaan MPA, komitmen dan pengenalan sarana prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan (dalkarhutla) sederhana serta upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Pelatihan dalkarhutla terhadap masyarakat melalui pembentukan MPA diakuinya merupakan salah satu langkah antisipasi. Selain itu, dengan pengetahuan upaya pencegahan dan pengendalian karhutla yang dimiliki MPA dapat membantu tugas Manggala Agni di lapangan.

"Mereka juga disiapkan untuk terlibat dalam melakukan patroli terpadu untuk mencegah adanya oknum yang melakukan pembakaran," kata dia.

Untuk diketahui, MPA adalah sekelompok masyarakat yang dibentuk untuk melakukan upaya pencegahan serta peningkatan peran serta dalam penanggulangan karhutla yang terjadi di tingkat tapak atau wilayah kerja desa.

Pembentukan dan pelatihan MPA ini merupakan langkah lanjutan dalam mengatasi masalah asap dengan melibatkan masyarakat.

Diharapkan masyarakat menjadi lebih peduli terhadap ancaman yang merusak ekosistem seperti kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK pada Rabu (21/2) pukul 20.00 WIB, mencatat 10 hotspot yang terpantau satelit NOAA-19, yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur (1 titik), Riau (5 titik), Kepulauan Riau (2 titik), Sumatra Utara (1 titik), dan Sulawesi Selatan (1 titik).

Sedangkan Satelit TERRA-AQUA (NASA mencatat delapan hotspot, yang tersebar di kepulauan Riau (1 titik), Riau (6 titik), dan Sumatra Utara (1 titik).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement