REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih memuji program uji coba penarikan pajak argo melalui pengemudi taksi sukarela di Oregon. Uji coba ini menguatkan sinyal dari Presiden AS Donald Trump yang membuka peluang bagi pemerintah AS mencari sumber pendapatan baru untuk menjalankan program infrastruktur.
Banyak dari pendukung Trump dari Partai Republik tak suka dengan ide pajak transportasi. Sebab hal itu akan bertentangan dengan upaya Republik mendorong relaksasi pajak dan hal itu dapat memukul kantung-kantung pendukung Republik di perdesaan.
Dalam Laporan Ekonomi Tahunan Pemerintah AS, Gedung Putih menggambarkan Oregon merupan merupakan negara bagian yang terdepan dalam soal pendanaan sejak 2015. Oregon sendiri merupakan salah satu lumbung suara Partai Demokrat.
Sukarelawan menarik biaya tambahan sebesar 1,7 sen untuk setiap mil perjalanan di jalan pemerintah. Sebagai imbal hasil, para pengemudi mendapat rabat pajak bahan bakar. Pada 2016, hanya 700 pengemudi yang secara sukarela ikut Program Oregon yang tujuannya mengumpulkan data awal dan masukan penumpang. Menurut Laporan Ekonomi Tahunan Pemerintah AS, Program Oregon menawarkan bukti terukur pajak argo yang cukup menjanjikan.
Kepala Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, mengatakan, Program Oregon merupakan inovasi dan menunjukkan pemerintahan Trump terbuka untuk mencari sumber pendapatan baru dari infrastruktur, demikian dilansir Reuters, Kamis (22/2).
Pajak federal sebesar 18,4 sen per galon bensin belum pernah naik sejak 1993. Sementara pajam diesel sebesar 24,4 sen per galon. Uang dari sana dipakai untuk perbaikan infrastruktur.
Hassett menyatakan, pemerintah AS masih menelaah plus minus semua ini. ''Masih banyak diskusi yang akan kami lakukan. Saya yakin, seiring legislasi infrastruktur yang terus berjalan, kita akan temukan skema yang tepat,'' kata Hassett.
Dalam rapat tertutup pemerintah AS pekan lalu mengenai infrastruktur, kata Senator Demokrat Tom Carper yang hadir dalam rapat, Trump menunjukkan dukungan rencana kenaikan pajak bensin menjadi 25 sen per galon.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
