Kamis 22 Feb 2018 12:08 WIB

Surabaya Ciptakan Lahan Pertanian Terpadu

Lahan seluas enam hektare dipakai untuk area pertanian, peternakan, dan perikanan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Sawah (Ilustrasi)
Foto: Metronews
Sawah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) berupaya mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di daerah Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Area seluas enam hektare itu rencananya akan digunakan sebagai lahan pertanian terpadu.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Joestamadji mengatakan, progres pengerjaan pertanian terpadu saat ini sudah memasuki tahap lelang. Ia memastikan pengerjaannya akan dimulai pada 2018.

"Pertanian terpadu yang luasnya enam hektare itu, nantinya akan kita siapkan untuk area pertanian, peternakan, dan perikanan," kata Joestamadji di Surabaya, Kamis (22/2).

Pertanian terpadu ini, kata dia, nanti akan terbagi menjadi tiga sektor. Pertama, yaitu sektor pertanian. Selain padi juga akan dikembangkan berbagai jenis sayuran.

Kedua, sektor peternakan, di mana di area ini akan dikembangbiakkan hewan ternak seperti sapi dan kambing. Sedangkan pada sektor ketiga adalah perikanan. Nantinya, akan dibangun kolam khusus untuk budi daya ikan.

Menurut Joestamadji, sistem pertanian terpadu ini merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan. Mekanisasi pertanian akan diterapkan di area ini, sehingga diharapkan dapat menjadi solusi bagi para petani untuk meningkatkan produktivitas, dan menurunkan ongkos produksi.

Harapannya, hasil dari pertanian, peternakan dan perikanan bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Joestamadji juga berencana menggandeng kelompok tani sekitar supaya ada sinergi antara Pemkot Surabaya dengan masyarakat. "Nanti kita akan menggandeng salah satu kelompok tani sekitar yaitu Sri Sedono Jeruk, supaya bisa sinergi," ujar Joestamadji.

Joestamadji juga menjelaskan, lahan seluas 6 hektare ini rencananya akan dijadikan sebagai sarana edukasi wisata. Sehingga para pengunjung bisa belajar ilmu pertanian dan juga bisa menikmati pemandangan eksotis persawahan dipinggiran kota.

Pertanian terpadu tersebut juga diproyeksikan menjadi kawasan yang mendorong efisiensi pertanian, peternakan maupun perikanan. Sehingga bisa saling bersinergi antara pertanian, peternakan, dan perikanan. "Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan keberlanjutan, serta produksi yang terjaga secara efektif dan efisien," kata Joestamadji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement