Kamis 22 Feb 2018 08:37 WIB

Panen Raya, Sleman Tambah Stok Surplus Pangan

Sleman mencatat surplus untuk stok padi dan jagung.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nur Aini
Petani memanen padi dikawasan Seyegan, Sleman, DI Yogyakarta (ilustrasi).
Foto: ANTARA
Petani memanen padi dikawasan Seyegan, Sleman, DI Yogyakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Sri Purnomo, kembali melakukan panen raya padi dengan varietas Ciherang yang dikembangkan Gabungan Kelompok Tani Agro Jogotirto Mandiri. Panen ini menambah stok beras Sleman yang selama ini telah surplus.

"Panen ini diharapkan mampu memotivasi petani memproduksi padi secara maksimal, sehingga Sleman mampu mempertahankan predikatnya sebagai gudang berasnya Provinsi DIY," kata Sri di Dusun Jogotirto, Rabu (21/2).

Ia menekankan, Pemkab Sleman akan terus berupaya meningkatkan inovasi dalam menjawab tantangan yang ada dalam dunia pertanian. Salah satunya, dengan menggalakkan pola tanam jajar legowo dan mewajibkannya bagi kelompok tani penerima bantuan.

Pola tanam tersebut memiliki keunggulan peningkatan hasil produksi, lantaran mudah dalam pemberian pupuk dan pengendalian organisme pengganggu. Selain itu, pola ini miliki kemampuan menjaga kesuburan tanah karena adanya jarak tanam.

Sri memaparkan, saat ini stok pangan utama Kabupaten Sleman yaitu padi dan jagung masih mengalami surplus. Untuk padi, suprlus sebanyak 101.277 ton dengan produksi padi sebesar 290.672 ton, luas panen sebesar 50.854 kilogram per hektare.

"Sementara, jagung mengalami surplus sebesar 34.608 ton dengan produksi 47.060 ton, luas panen 6.123 hektare serta produktivitasnya 76,85 kilogram per hektare," ujar Sri.

Untuk itu, ia berharap, ke depan petani dapat terus berinovasi mengembangkan budi daya pertanian, guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Terkait itu, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan diharapkan pula dapat terus memotivasi petani.

Tujuannya, kata Sri, agar petani semakin inovatif dan bisa memanfaatkan teknologi tepat guna dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian. Selain itu, Pemkab Sleman telah mewajibkan penambahan pupuk organik sebagai upaya menjaga kualitas hasil produksi.

"Hasil produksi yang aman bagi kesehatan, adanya pola tanam dan pemupukan berimbang serta menggalakkan pertanian pangan yang ramah lingkungan," kata Sri.

Pemkab Sleman mengklaim telah menggunakan pupuk organik untuk 2,5 hektare dari keseluruhan luas lahan 18 hektare. Dimulai pada 2007 yang hanya satu hektare, saat ini pemakaian pupuk organik disebut mencapai 2,5 hektare, dan sisanya dalam proses.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement