Rabu 21 Feb 2018 19:49 WIB

Toyota dan Hyundai Rekomendasikan BBM berkualitas

Mesin-mesin mobil terbaru memang disesuaikan dengan konsumsi oktan tinggi

Pekerja memeriksa isi tangki truk pengangkut BBM, di Depo Pertamina Pengapon, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (22/12). Menjelang Natal dan Tahun Baru 2018, Pertamina MOR IV Jateng-DIY menyiapkan 18 SPBU kantong yang tersebar di berbagai wilayah Jateng dan DIY untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kebutuhan konsumsi BBM yang diperkirakan akan naik, yaitu Premium 10 persen, Pertamax 11 persen, Pertalite 11 persen, Dexlite 18 persen, dan Pertamina Dex 31 persen.
Foto: Rekotomo/Antara
Pekerja memeriksa isi tangki truk pengangkut BBM, di Depo Pertamina Pengapon, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (22/12). Menjelang Natal dan Tahun Baru 2018, Pertamina MOR IV Jateng-DIY menyiapkan 18 SPBU kantong yang tersebar di berbagai wilayah Jateng dan DIY untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kebutuhan konsumsi BBM yang diperkirakan akan naik, yaitu Premium 10 persen, Pertamax 11 persen, Pertalite 11 persen, Dexlite 18 persen, dan Pertamina Dex 31 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Toyota Astra Motor (TAM) dan PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) membenarkan pihaknya merekomendasikan penggunaan BBM yang lebih berkualitas, seperti Pertalite dan Pertamax. 

Menurut Public Relation Manager TAM Rouli Sijabat hal itu karena mesin-mesin mobil Toyota, terutama keluaran terbaru, memang disesuaikan dengan konsumsi BBM dengan oktan tinggi. 

"Tentu saja (kami rekomendasikan). Karena, untuk emisi yang lebih bersih serta efisiensi bahan bakar yang lebih baik, salah satunya diperoleh melalui teknologi engine dengan kompresi yang tinggi, yang memerlukan persyaratan bahan bakar dengan angka oktan tinggi," katanya di Jakarta, Rabu (21/2).

Penggunaan BBM berkualitas tinggi, lanjutnya, akan berdampak baik bagi performa kendaraan. Bahan bakar lebih efisien, power maksimal, dan mesin lebih bersih dalam jangka panjang.

Sementara jika dipaksa memakai Premium, power tidak maksimal, karena titik pembakaran sedikit berbeda dan kinerja sensor, misal knock sensor akan menggelitik. 

Terkait rekomendasi industri otomotif tersebut, sebelumnya disampaikan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi. Menurutnya, rekomendasi tersebut membuat konsumsi Premium di pasaran menurun. 

Secara terpisah, Presiden Direktur PT HMI Mukiat Sutikno mengatakan, berkurangnya Premium di berbagai wilayah Tanah Air, memang disebabkan rekomendasi industri otomotif kepada pengguna kendaraan bermotor. Pasalnya, mesin-mesin otomotif saat ini memang disesuaikan dengan bahan bakar minyak (BBM) yang lebih berkualitas. 

"Kami merekomendasikan penggunaan Pertamax atau setidaknya Pertalite. Saya rasa industri otomotif lain juga begitu, termasuk sepeda motor," kata Mukiat.

Menurut dia, karena anjuran itu, banyak pengguna kendaraan bermotor yang beralih dari Premium ke Pertalite atau Pertamax sehingga dampaknya konsumsi Premium pun menurun tajam dibandingkan sebelumnya. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement