REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyerahkan sepenuhnya keputusan harga batubara kepada pemerintah. Hanya saja, PLN menilai, kestabilan harga dan harga yang wajar bisa membuat PLN memproduksi listrik bagi masyarakat lebih baik.
Direktur Pengadaan Strategis PLN, Iwan Supangkat menjelaskan kestabilan harga bisa membuat PLN mendapatkan bahan baku yang terjangkau untuk pembangkit listrik. Iwan mengatakan dari sisi PLN maka harga yang stabil dan terjangkau bisa membuat keuangan PLN sehat dan tarif listrik yang ramah bagi masyarakat.
"Ini saya bicara dari sisi PLN ya. Kita bicara listrik untuk negara. Jadi untuk mendorong keuangan PLN sehat dan tarif yang terjangkau tentu harga bisa sekitar 55 - 70 dolar," ujar Iwan saat dihubungi Rabu (21/2).
Iwan tak menampik jika bicara biaya operasional baik PLN maupun perusahaan batu bara memiliki perhitungan masing-masing. Namun, Iwan menilai, paling tidak untuk perusahaan batubara mereka memiliki peluang bisa meraup keuntungan dari ekspor.
"Masing masing tentu ada cost-nya sendiri sendiri. Tapi tentu untuk pertambangan mereka masih ada peluang dari ekspor kalau harga tinggi," ujar Iwan.
Iwan juga menilai, harga batubara memang sangat fluktuatif. Tak seperti harga minyak dunia yang meski bergerak tapi pergerakannya tidak sekencang batu bara. "Nah, jadi bagi cost kita, itu hedging supaya kita tidak terlalu terekspor dengan gerakan harga batubara dunia. Jadi kita memang menilai harga fix jauh lebih baik. Kalau fix itu kan satu angka, itu mungkin bagi pengusaha batubara agak berat kalau harga tiba tiba naik signifikan, sementara bagi PLN berat kalau harga tiba tiba anjlok jatuh," ujar Iwan.