Rabu 21 Feb 2018 14:01 WIB

Bulog Telah Serap 17 Ribu Ton Setara Beras

Penyerapan gabah maupun beras Bulog selama 2017 sebanyak 2,16 juta ton setara beras.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja mengemas beras hasil pembelian dari petani di Gudang Bulog Subdivre Serang, di Serang, Banten, Jumat (19/1). Bulog setempat tahun 2017 hanya mampu menyerap 37 ribu ton beras petani dari target sebanyak 42 ribu ton karena terkendala cuaca dan fluktuasi harga yang tinggi seperti saat ini gabah petani dijual seharga Rp5.500 sedang standar pembelian di Bulog hanya Rp3.900 per kilogram.
Foto: Asep Fathulrahman/Antara
Pekerja mengemas beras hasil pembelian dari petani di Gudang Bulog Subdivre Serang, di Serang, Banten, Jumat (19/1). Bulog setempat tahun 2017 hanya mampu menyerap 37 ribu ton beras petani dari target sebanyak 42 ribu ton karena terkendala cuaca dan fluktuasi harga yang tinggi seperti saat ini gabah petani dijual seharga Rp5.500 sedang standar pembelian di Bulog hanya Rp3.900 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog mengklaim terus berupaya menyerap gabah ataupun beras petani. Penyerapan gabah maupun beras Bulog selama 2017 sebanyak 2,16 juta ton setara beras. Untuk tahun 2018, hingga 21 Februari ini, Bulog telah melakukan penyerapan sebanyak 17.694 ton setara beras.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati mengatakan Bulog menjaga stabilisasi harga dengan pembelian pangan mengacu pada Harga Pembelian Pemerintah (HPP) atau harga acuan. Ini dilakukan jika harga pasar berada di bawah HPP yang saat ini berlaku berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2015.

Sementara bagi produsen, Bulog berfungsi sebagai penyangga harga. Jika harga sudah di atas HPP, kata dia, maka tugas Bulog di sisi produsen sudah cukup karena produse dalam hal ini petani sudah terlindungi harganya.

"Intinya tugas Bulog bukan untuk menyerap pada saat harga sudah di atas HPP," katanya.

Saat ini, rata-rata harga pasar untuk gabah maupun beras berada di atas HPP, sehingga Bulog sulit menyerap, meski terus dilakukan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata nasional sepanjang tahun 2017 harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani berkisar Rp 4.308 hingga Rp 4.995 per kg dan gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan berkisar Rp 5.313 hingga Rp 5.689 per kg.

Sedangkan beras medium ditingkat penggilingan sepanjang tahun 2017 yaitu berkisar di harga Rp 8.654 hingga Rp 9.526 per kg. Ketiganya selalu berada di atas HPP, yaitu GKP tingkat petani Rp 3.700 per kg, GKG tingkat penggilingan Rp 4.600 per kg dan beras medium Rp 7.300 per kg.

Di bulan Januari 2018, BPS mencatat harga rata-rata nasional GKP tingkat petani Rp 5.415 per kg, GKG tingkat penggilingan Rp 6.099 per kg dan beras medium di tingkat penggilingan Rp 10.177 per kg.

"Dengan rata-rata harga pasar yang saat ini berada di atas HPP, sebenarnya inilah momen untuk para petani menikmati harga yang baik," katanya.

Ia menambahkan, Bulog memiliki 1.400 lebih unit gudang yang tersebar di 26 Divisi Regional dan terletak di seluruh Indonesia dengan kapasitas simpan kurang lebih empat juta ton. Itu artinya, Bulog dapat menyerap sebanyak mungkin gabah atau beras sepanjang kualitas dan harga sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement