REPUBLIKA.CO.ID,BLITAR -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memperoleh tambahan pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Lodagung milik Perum Jasa Tirta I yang berkapasitas 2 x 650 kW. Manajer Perencanaan PLN Distribusi Jawa Timur Risbudi menyambut positif pengoperasian PLTM Lodagung itu.
Pembangkit yang berlokasi di Desa Jegu, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar tersebut mulai diresmikan operasionalnya pada Selasa (20/2), setelah proses pembangunan sekitar 3 tahun. Menurutnya, hal ini meupakan salah satu bentuk sinergi BUMN untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
"PLN Distribusi Jawa Timur memberi perhatian dan mendukung penuh terhadap pengembangan energi baru terbarukan sesuai dengan target nasional dan pembangkit yang ramah lingkungan," kata Risbudi dalam siaran persnya, Rabu (21/2).
Sementara itu, Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant R menuturkan, PLTM Lodagung ini merupakan pembangkit pertama yang dimiliki perseroan. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk diversifikasi portofolio bisnis.
Selama ini, kata Raymond, Jasa Tirta I masih lebih banyak bergerak di bidang pengelolaan sumberdaya air, utamanya untuk irigasi pertanian. "Ini merupakan upaya awal bagi kami untuk mengembangkan anak usaha yang bergerak di bidang energi dengan memanfaatkan aset-aset yang ada," ujar Raymond.
Raymond menjelaskan, pada tahap pertama, listrik yang dihasilkan oleh PLTM Lodagung ini dibeli oleh PLN sebesar Rp 967,5 per kWh, yang terhitung sejak tanggal operasi komersial (Commercial Operation Date) hingga bulan ke 96. Tahap kedua, harga beli listrik ditetapkan sebesar Rp 675 per kWh saat memasuki bulan ke-97 dan seterusnya.
PLTM Lodagung ini menggunakan teknologi siphon, dengan memanfaatkan saluran air irigasi Blitar-Tulungagung yang dikelola Jasa Tirta I. Teknologi ini adalah yang pertama kalinya diterapkan di pembangkit listrik yang ada di Indonesia. "Dengan teknologi ini, pembangunan PLTM Lodagung tidak perlu mengubah bendungan yang ada," kata Raymond.
Untuk membangun pembangkit tersebut, Jasa Tirta I menggandeng PT Barata Indonesia (Persero) sebagai kontraktor. Dana yang diinvestasikan oleh Jasa Tirta I untuk pembangunan pembangkit ini mencapai Rp 39,8 miliar, yang seluruhnya berasal dari kas internal.