Senin 19 Feb 2018 13:36 WIB

Mentan Klaim Harga Beras Mulai Turun

Pasokan yang mulai melimpah karena adanya masa panen menjadi faktor paling utama.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Gita Amanda
Mentan Andi Amran Sulaiman menghadiri panen raya padi Ciherang seluas 300 hektare di Desa Mandalasari, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Jumat (10/11).
Foto: Republika/mursalin yasland
Mentan Andi Amran Sulaiman menghadiri panen raya padi Ciherang seluas 300 hektare di Desa Mandalasari, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Jumat (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim bahwa harga beras di pasaran mulai berangsur turun. Pasokan yang mulai melimpah karena adanya masa panen menjadi faktor paling utama.

Amran mengatakan memang beberapa waktu lalu harga beras sempat naik, tapi saat ini harga beras per kilogram perlahan turun ke harga normal. "Harga sudah mulai turun kan? Meski masih sebagian tapi turun harga, kan," ujar Amran di Istana Negara, Senin (19/2).

Amran menuturkan, harga di beberapa kota di Jawa Tengah seperti Surakarta sudah mulai normal di kisaran harga Rp 10 ribu per kilogram. Di Kupang, Nusa Tenggara Timur pun harganya sama. Padahal Amran menilai bahwa harga beras di Kupang seharusnya bisa lebih murah.

Dia pun menyebut bahwa masa panen akan kembali masuk mulai bulan ini sekitar 1,6 juta hektare. Jumlah ini setelah diolah menjadi beras seharusnya bisa cukup untuk satu bulan. Panen juga kemudian akan berlangsung para Maret dan April di berbagai daerah penghasil beras.

Meski panen ini tersebar di berbagai daerah dalam jumlah kecil, Amran mengatakan hal itu tidak masalah. Yang penting panen bisa berjalan setiap waktu sehingga tidak terjadi paceklik dan stok beras tetap mencukupi.

Dari hasil pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Amran menyebut bahwa Jokowi meminta agar Kementerian Pertanian bisa mendorong para petani agar melakukan percepatan tanam padi. Kementan pun diinstruksikan untuk mengawal petani agar tidak merugi pascapanen.

"Jadi kalau sudah panen kita juga harus serap dan ekspor. Intinya Bapak Presiden minta petani jangan dirugikan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement