Senin 19 Feb 2018 06:54 WIB

Pesantren Diminta Aktif Berikan Solusi Kesenjangan

Lembaga Ekonomi Umat (LEU) didukung OJK akan dirikan LEU Mart.

Ketua MUI KH Ma'ruf Amin (kanan) hadir di acara RAT BMT Sidogiri tahun 2017 di Pasuruan, Jawa Timur, Ahad (18/2).
Foto: Dok BMT Sidogiri
Ketua MUI KH Ma'ruf Amin (kanan) hadir di acara RAT BMT Sidogiri tahun 2017 di Pasuruan, Jawa Timur, Ahad (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH  Ma'ruf Amin meminta pesantren  terlibat dalam memberikan   solusi kesenjangan sosial yang terjadi saat ini. Dengan adanya keterlibatan pesantren, dia menyakini  permasalahan kebangsaan yang terjadi saat ini bisa dengan mudah terselesaikan.

KH Ma'ruf Amin mengemukakan hal tersebut saat memberikan kata sambutan di acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) BMT UGT Sidogiri  Indonesia di Pasuruan, Jawa Timur, Ahad (18/2).

“Selama ini pesantren sebagai pusat pergerakan dalam perubahan, dan sejarah mencatat hal itu. Oleh sebab itu,  di tengah kesenjangan yang terjadi saat ini, perlu kepeloporan pesantren secara masif," kata KH Ma'ruf Amin dalam rilis BMT Sidogiri yang diterima Republika.co.id, Ahad (18/2).

Untuk mendukung perubahan yang terjadi saat ini, kata Ma'ruf Amin, pesantren perlu mencetak  para ulama yang berkualitas dan siap untuk melakukan perubahan. Dalam rangka menuju visi tersebut,  MUI dalam Kongres Ekonomi Umat 2017 telah mencetuskan sebuah visi arus baru ekonomi umat.

Dalam visi arus baru tersebut ditegaskan, umat harus kreatif dan memberikan solusi  dalam pemberdayaan ekonomi. "Dengan demikian arus baru ekonomi umat bertujuan   untuk ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Pemberdayaan ekonomi umat, kata Ma'ruf Amin, kini  sedang digalakkan. Hal ini sebagai jawaban dalam mengurangi kesenjangan sosial.

Ia menyebutkan, beberapa waktu yang lalu di kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, telah dilakukan panen raya petani kacang tanah yang merupakan binaan dari MUI. Hasil panenya langsung dibeli oleh PT Garuda Food dengan harga yang pantas.

 

Begitu juga yang akan datang, akan dilaksanakan panen jagung milik petani binaan MUI dan hasilnya sudah ada yang menampung dengan harga yang pantas.

“Konsep kemiteraan dan pemberdayaan yang seperti inilah yang harus dikembangkan di berbagai daerah dan para ulama harus terlibat untuk mengawalnya,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, gebrakan baru akan dilakukan oleh Lembaga Ekonomi Umat (LEU) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). LEU  akan mendirikan LEU Mart, sebuah bisnis ritel berbasis keumatan yang mengedukasi umat untuk menjadi pedagang atau saudagar modern. Dengan adanya LEU Mart, ke depan jaringan ekonomi umat akan tertata dengan baik.

 

Sementara OJK telah mensosialisasikan Bank Wakaf Mikro LKMS berbasis pesantren. Dua aspek inilah,  menurutnya,  diyakini pada  tahun ini akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi solusi kesenjangan yang terjadi di Tanah Air,” paparnya.

Untuk mendukung semua itu, Ma'ruf Amin menghimbau agar pesantren bisa terlibat banyak dan melahirkan ulama-ulama berkualitas yang bisa mengembangkan ekonomi umat. Berangkat dari BMT UGT Sidogiri,   Pasuruan, Jawa Timur,  dia berharap bisa menular ke pesantren-pesantren lainya.

 

Ma'ruf Amin menyakini dukungan pemerintah terhadap ekonomi umat sudah berjalan dengan baik. Contohnya  dual economic system (syariah dan konvensional). Bahkan Presiden Jokowi telah mendeklarasikan diri sebagai Ketua Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS).

 

Peluang dan potensi seperti ini  harus dimanfaatkan oleh umat dan jangan disia-siakan.  "Maka dari itu kemitraan dengan berbagai pihak harus aktif dilakukan tanpa meninggalkan pemberdayaan," ujar KH Ma’ruf Amin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement