Senin 19 Feb 2018 02:19 WIB

Pembangunan Tiga Bendungan di Sulsel Dipercepat

Pembangunan bendungan akan dilengkapi dengan pembangunan jaringan irigasi.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Bendungan (ilustrasi)
Foto: ipenz.org.nz
Bendungan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan tiga bendungan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dipercepat. Hal ini untuk mendorong peningkatan produktivitas di salah satu sentra pangan nasional.

Tiga bendungan tersebut yakni Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, Karalloe di Kabupaten Gowa dan yang baru dimulai konstruksinya adalah Bendungan Pamukkulu di Kabupaten Takalar.

"Pembangunan Bendungan Paselloreng ditargetkan rampung Desember 2018," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melalui siaran pers.

Untuk Bendungan Karalloe, konstruksinya telah dimulai lebih dulu, namun sempat mengalami masalah pengadaan lahan. Namun kini telah diselesaikan dan diharapkan progres konstruksi bisa lebih cepat.

 

"Sementara Bendungan Pamukkulu dalam tahap persiapan yakni penyiapan jalan akses kerja," katanya.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso mengatakan, pembangunan bendungan akan dilengkapi dengan pembangunan jaringan irigasi yang disebut sebagai irigasi premium atau irigasi yang mendapat jaminan suplai air bendungan. Dengan demikian biaya pembangunan bendungan yang mahal, dapat dipastikan air mengalir sampai ke sawah petani dan sumber air baku masyarakat.

Progres fisik Bendungan Paselloreng per 14 Februari 2018 telah mencapai 68,22 persen. Kapasitas tampung maksimal bendungan yakni 138 juta meter kubik yang merupakan terbesar dibandingkan Karalloe dan Pamukkulu. Manfaat dari bendungan ini yakni mengairi irigasi seluas kurang lebih 7 ribu hektare dan menjadi sumber air baku untuk empat kecamatan di Kabupaten Wajo sebesar 305 liter per detik, konservasi air, pengendali banjir Sungai Gilireng, perikanan air tawar dan pariwisata.

Konstruksi bendungan dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT Bumi Karsa, KSO (Kerjasama Operasi) dengan biaya Rp 736 miliar. Sementara sebagai konsultan supervisi adalah PT Mettana, PT Timor Konsultan, PT Raya Konsultan KSO dengan nilai Rp 37 miliar.

Progres pembangunan Bendungan Karalloe yang mulai dibangun Desember 2013 sudah mencapai 39,82 persen dan ditargetkan rampung tahun 2019. Dalam pembangunannya sempat mengalami kendala pengadaan lahan. Namun saat ini lahan yang bebas sudah mencapai 97 persen dan tersisa tiga persen atau sekitar 14,5 hektare. Kapasitas tampung maksimalnya sebesar 40,53 juta meter kubik.

Konstruksi bendungan dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) dengan Rp 568 miliar dan konsultan supervisi oleh PT Widya Graha Asana, PT Tata Guna Patria, PT Bintang Tirta Pratama, PT Catur Bina Guna Persada (KSO) dengan nilai Rp 15 miliar. Manfaat bendungan ini akan mengairi irigasi seluas 7.000 hektar, sumber air baku 440 liter per detik, pembangkit listrik 4,5 MW, pengendali banjir, konservasi air dan pariwisata.

Bendungan Pamukkulu menjadi bangunan terbaru yang dibangun di Sulawesi Selatan. Kontrak pembangunannya ditandatangani pada November 2017 terbagi menjadi 2 paket konstruksi. Paket I senilai Rp 852 miliar dikerjakan PT Wijaya Karya (Persero)-PT Daya Mulia Turangga (KSO) untuk pekerjaan diantaranya pembangunan bendungan utama.

Untuk Paket II senilai Rp 811 miliar dikerjakan oleh kontraktor PT Nindya Karya dengan pekerjaan diantaranya relokasi jalan dan rehabilitasi jalan masuk, terowongan pengelak, bendungan pelimpah, dan pekerjaan hidromekanikal. Untuk konsultan supervisi dilakukan oleh PT Indra Karya-PT Virama Karya-PT Bina Karya Persero senilai Rp 53,7 miliar.

Bendungan ini memiliki kapasitas tampung maksimum 82,7 juta meter kubik dan akan memberi manfaat bagi irigasi seluas 6.150 hektare, penyediaan air baku Kota Takalar sebesar 160 liter per detik, pengendalian banjir, konservasi air, pengembangan pariwisata dan perikanan air tawar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement