Rabu 14 Feb 2018 16:16 WIB

BEI: IPO Bisa Hindari Polemik Usaha Keluarga

IPO juga bisa membuka akses pendanaan lebih luas.

Red: Nur Aini
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 30 poin atau 0,46 persen ke 6.605.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 30 poin atau 0,46 persen ke 6.605.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa aksi perusahan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dapat menghindari polemik dari usaha keluarga khususnya terkait dengan kepemilikan saham.

"IPO merupakan salah satu sarana bagi perusahaan keluarga untuk menghindari konflik, karena pada umumnya pendiri perusahaan merupakan orang tua yang akan mewariskan perusahaannya" ujar Senior Executive Vice President, Head of Potential Issuer Development BEI Umi Kulsum dalam seminar "Road To Go Public" di Jakarta, Rabu.

Melalui IPO, kata dia, perusahaan juga akan memperoleh akses pendanaan lebih luas dalam rangka mengembangkan usaha. Perusahaan juga akan dapat meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good governance corporate/GCG).

"Dengan perusahaan melakukan IPO, maka perusahaan akan didorong untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, dan juga dipantau kinerjanya oleh publik," katanya.

Ia mengatakan menjadi perusahaan tercatat di BEI juga akan mendorong sumber daya di dalam perusahaan untuk bekerja secara profesional. Dengan begitu, perusahaan dapat terus melangsungkan bisnisnya.

Dalam kesempatan sama, Chief Financial Officer (CFO) Tower Bersama Group, Helmy Yusman Santoso mengatakan salah satu keuntungan dari perusahaan melakukan IPO adalah akses pendanaan akan menjadi lebih mudah baik di dalam negeri maupun global. "Setelah IPO, perusahaan dapat menerbitkan surat utang (obligasi) baik di dalam negeri dan luar negeri," ujarnya.

Sementara itu, Head of Valuation BDO Indonesia, Panca Arief Jatmika mengemukakan terdapat tiga tahap untuk melakukan IPO, yakni penelaahan, persiapan, dan pelaksanaan IPO serta ekspansi bisnis. Ia memaparkan, proses penelaahan dimulai dengan memahami perusahaan melalui penilaian faktor internal dan eksternal yang akan mempengaruhi kesuksesan untuk melakukan IPO.

"Penelahan akan membantu memahami posisi perusahaan, masa depan serta prospek bisnis perusahaan," katanya.

Untuk tahap persiapan IPO, kata dia, perusahaan melakukan valuasi saham, restrukturisasi, dan pencarian calon investor. Tahap terakhir yakni melaksanakan IPO serta menggunakan dana IPO untuk melakukan ekspansi bisnis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement