REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aset unit usaha syariah PT BTN (Persero) Tbk (UUS BTN) mencapai Rp 23,39 triliun di akhir 2017. Sejauh ini, pertumbuhan UUS BTN terjaga di kisaran 20 persen.
Dalam paparan kinerja kuartal empat 2017, Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, per Desember 2017, laba bersih BTN Syariah naik 27,76 persen dari Rp 377,42 miliar menjadi Rp 482,19 miliar. Laba ini dikontribusikan penyaluran pembiayaan yang naik 26,46 persen secara tahunan dari Rp 14,22 triliun menjadi Rp 17,98 triliun di akhir 2017.
Dengan kinerja itu, aset UUS BTN naik 29,08 persen secara tahunan dari Rp 18,12 triliun menjadi Rp 23,39 triliun pada akhir 2017. Penghimpunan dana pihak ke tiga (DPK) UUS BTN naik 24,78 persen dari Rp 15,03 triliun menjadi Rp 18,75 triliun.
''Syariah menunjukkan pertumbuhan yang konstan di atas 20 persen dan masih terus bagus,'' kata Maryono di Menara BTN, Selasa (13/2).
Kualitas pembiayan yang ditunjukkan melalui rasio pembiayaan bermasalah (NPF) juga membaik. NPF gross UUS BTN turun dari 1,01 persen pada 2016 menjadi 0,95 persen di akhir 2017 meskipun NPF netto secara tahunan naik dari 0,66 persen ke 0,67 persen.
Direktur Perbankan Konsumer BTN Budi Satriamengatakan, secara keseluruhan NPF UUS BTN turun. ''NPF netto naik karena pengaruh sedikit non fix asset dan itu sedikit,'' kata Budi.