Senin 12 Feb 2018 19:05 WIB

Mandiri Syariah Tetap Fokus pada UMKM

Porsi UMKM di Mandiri Syariah hampir 60 persen.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto (tengah) menandatangani prasasti Kampung Pala di Gang Masjid III Kelurahan Loji, Bogor, pada Senin 12 Februari 2018. Penandatanganan ini Direktur Risiko dan Kepatuhan Mandiri Syariah Putu Rahwidhiyasa (ke tiga dari kiri), Direktur Eksekutif Laznas BSM Umat Rizqi Okto Priansyah (ke dua dari kanan) dan Direktur CV Loji Laju Inovasi Wiwik Puntorini (ke tiga dari kanan).
Foto: Fuji Pratiwi/REPUBLIKA
Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto (tengah) menandatangani prasasti Kampung Pala di Gang Masjid III Kelurahan Loji, Bogor, pada Senin 12 Februari 2018. Penandatanganan ini Direktur Risiko dan Kepatuhan Mandiri Syariah Putu Rahwidhiyasa (ke tiga dari kiri), Direktur Eksekutif Laznas BSM Umat Rizqi Okto Priansyah (ke dua dari kanan) dan Direktur CV Loji Laju Inovasi Wiwik Puntorini (ke tiga dari kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tetap jadi fokus bisnis Mandiri Syariah. Segmen ini bahkan mendapat porsi besar dengan kualitas pembiayaan yang terjaga.

Direktur Risiko dan Kepatuhan Mandiri Syariah, Putu Rahwidhiyasa, menjelaskan saat ini bisnis pembiayaan Mandiri Syariah dominan ritel dan UMKM sementara korporasi semakin kecil. Porsi UMKM di Mandiri Syariah hampir 60 persen dan UKM selalu jadi segmen penting bagi anak usaha Bank Mandiri ini.

Untuk manajem risiko UMKM, pendampingan dan pengawasan jadi bagian yang penting. Bila UMKM diawasi dalam rentang waktu tertentu, usaha mereka diharapkan berjalan sesuai rencana.

''Dengan pendampingan dan pengawasan, risiko dapat ditekan,'' kata Putu usai peresmian Kampung Pala di Gang Masjid III Kelurahan Loji, Bogor Barat, Kota Bogor pada Senin (12/2).

Soal pengelolaan biaya bisnis pembiayaan UMKM, Putu mengatakan Mandiri Syariah menggunakan praktik terbaik yang ada sehingga hampir sama dengan yang ada di industri. Ini berbeda dengan Laznas BSM Umat yang mendampingi intensif UMKM binaannya.

Saat ada UMKM potensial belum mampu menjadi nasabah, Mandiri Syariah akan bantu mengembangkan melalui pembinaan dan bantuan Laznas BSM Umat. Alokasi dana untuk program semacam ini didapat dari zakat, infak, sedekah atau dari dana sosial Mandiri Syariah untuk kemitraan.

''UMKM mitra Laznas BSM ini didampingi dan dibekali sampai cukup mampu untuk mengakses bank dan akan masuk komunitas nasabah BSM,'' ungkap Putu.

Dalam program Kampung Pala oleh UMKM mitra Laznas BSM Umat di Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, yakni Palaboo, Mandiri Syariah dan Laznas BSM Umat berharap bisa mengembalikan Bogor sebagai kota penghasil pala. Pola pengembangan yang dilakukan adalah adalah donasi 3.000 batang tanaman pala untuk tahap awal dari Mandiri Syariah. Laznas BSM Umat akan mendampingi Palaboo sampai tanaman pala mulai berbuah sekitar tiga atau empat tahun ke depan.

Pola itu agak berbeda bagi nasabah Mandiri Syariah. Karena skala bisnisnya sudah mulai besar, mereka sudah bisa mengawasi diri sendiri sehingga pendampingan Mandiri Syariah tidak seintensif yang Laznas BSM Umat lakukan.

Kualitas pembiayaan UMKM juga sangat membaik dalam beberapa tahun ini. NPF segmen ini berada di bawah tiga persen secara bruto. ''NPF nettonya bisa lebih kecil,'' ungkap Putu.

Direktur CV Loji Laju Inovasi (Palaboo) Wiwik Puntorini mengatakan, sejak mulai berproduksi sejak 2010, usaha Palabo tertatih-tatih. Namun kian kemari, posisi pasar Palaboo makin bagus. Dengan kandungan zat yang memberi efek relaksasi, minuman sari pala Palaboo diharapkan jadi pengganti yang lebih alami obat insomnia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement