Kamis 08 Feb 2018 16:28 WIB

CEO Samsung Group jadi Tersangka Pengemplangan Pajak

Serangkaian skandal telah mengikuti kerajaan bisnis terbesar di Korea Selatan ini.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Lee Kun-Hee
Foto: theguardian.com
Lee Kun-Hee

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- CEO Samsung Electronics yang sedang sakit, Lee Kun-hee, ditetapkan oleh polisi Korea Selatan pada hari Kamis (8/2) sebagai tersangka dalam kasus pengemplangan pajak sebesar 8,2 miliar won (setara 7,5 juta dolar AS). Kasus ini juga melibatkan penggunaan rekening bank yang dipegang oleh karyawan.

Dilansir Reuters, Kamis (8/2), disebutkan serangkaian skandal telah mengikuti keluarga Samsung, kerajaan bisnis terbesar di negara ini. Putra Lee, yakni Jay Y Lee yang merupakan pewaris Grup Samsung, dibebaskan dari penahanan awal pekan ini setelah pengadilan banding membatalkan separuh hukumannya atas penyuapan dan korupsi sampai 2,5 tahun dan menangguhkannya selama empat tahun.

Setelah serangan jantung pada tahun 2014, Lee (76 tahun) masih dirawat di Rumah Sakit Samsung di Seoul, dan sulit untuk berkomunikasi karena menunjukkan sedikit tanda pemulihan. Sampai pemenjaraannya, Jay Y Lee dianggap sebagai direktur de facto grup tersebut. Polisi mengatakan tetua Lee tidak bisa ditanyai karena kondisi fisiknya dan Samsung menolak berkomentar.

"CEO Samsung Lee Kun-hee dan eksekutif Samsung mengelola dana di 260 rekening bank dengan nama 72 eksekutif, yang diduga menghindari pajak senilai 8,2 miliar won," kata Badan Kepolisian Nasional Korea dalam sebuah pernyataan, berencana mengirimkan kasus tersebut ke jaksa.

Polisi menambahkan bahwa rekening tersebut, yang memiliki sekitar 400 miliar won, ditemukan dalam penyelidikan mereka atas dugaan pembayaran yang tidak semestinya untuk renovasi tempat tinggal keluarga Lee. Penyelidikan pengemplangan pajak berasal dari pembayaran keterlambatan pajak 130 miliar won di tahun 2011, meskipun hanya 8,2 miliar dari jumlah tersebut yang termasuk dalam undang-undang pembatasan, menurut polisi.

Kasus korupsi yang menyebabkan penangkapan Lee yang lebih muda tahun lalu dan menjatuhkan mantan presiden Park Geun-hye mendorong Samsung untuk bersumpah untuk memperbaiki transparansi dalam tata kelola perusahaan dan memberi kepala afiliasi grup lebih banyak otonomi dari keluarga Lee. Grup tersebut membongkar kantor strategi perusahaannya pada akhir 2017.

Pemerintahan liberal baru yang dipimpin oleh Presiden Moon Jae-in terpilih setelah skandal korupsi berjanji untuk menempatkan konglomerat keluarga di bawah pengawasan ketat dan mengakhiri praktik pengampunan konglomerat korporat yang dihukum karena kejahatan kerah putih.

Meskipun Jay Y Lee belum terlihat kembali di kantor sejak dibebaskan pada 5 Februari, namun anggota komunitas bisnis Korea mengharapkan dia untuk mengambil kendali sekali lagi, dan menginvestasikan lebih banyak lagi dalam bisnis tersebut untuk menciptakan lapangan kerja yang mungkin bisa membantu menenangkan kemarahan publik.

Setelah kembali dari penjara, Jay Y Lee meminta maaf karena tidak menunjukkan sisi baiknya dan mengatakan bahwa dia akan melakukan yang terbaik, namun tidak memberikan spesifik mengenai rencana bisnisnya. Sementara ia menghabiskan satu tahun di belakang jeruji besi, Samsung Electronics, pembuat semikonduktor papan atas dunia, memperoleh laba karena mendapat keuntungan dari chip memori siklus super.

Ini bukan pertama kalinya Dirut Lee diselidiki karena penghindaran pajak. Dia divonis pada tahun 2009 dan kemudian diampuni karena penghindaran pajak setelah terlibat dalam skandal yang juga melibatkan penggunaan rekening yang dipegang oleh karyawan yang terpercaya. Polisi mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi lebih banyak rekening semacam itu.

Saham Samsung Electronics naik 1,1 persen dibanding kenaikan 0,5 persen di pasar yang lebih luas. "Saham teknologi blue chip tersebut melambung setelah penurunan baru-baru ini karena investor melihat valuasi saat ini menarik," kata analis.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement