Senin 05 Feb 2018 11:22 WIB

Rupiah Melemah ke Posisi Rp 13.495 per Dolar AS

Pada Februari ini pergerakan rupiah masih dipengaruhi sentimen pasar valas global.

 Petugas menunjukkan mata uang rupiah di tempat penukaran mata uang. ilustrasi
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Petugas menunjukkan mata uang rupiah di tempat penukaran mata uang. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (5/2), bergerak melemah sebesar 43 poin menjadi Rp 13.495 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.452 per dolar AS. "Pelemahan rupiah sesuai perkiraan sebelumnya, kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat seiring membaiknya data-data ekonomi AS menjadi faktor yang menahan pergerakan mata uang domestik," kata analis Binaartha Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (5/2).

Di sisi lain, lanjut Reza, nilai tukar rupiah juga mendapat sentimen dari dalam negeri dimana Bank Indonesia menyampaikan perkiraan defisit transaksi berjalan (CAD) tahun 2018 akan melebar sebesar 2,1 persen pada tahun ini, atau lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 1,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Sentimen itu membuat sebagian pelaku pasar uang cenderung menahan diri untuk mengakumulasi aset berdenominasi rupiah," katanya.

Pada bulan Februari ini, lanjut dia, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak dalam pola konsolidasi seiring masih bervariasinya sentimen di pasar valas global, terutama dari sentimen AS yang dapat berpengaruh pada pergerakan mata uang di kawsan Asia, termasuk rupiah.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa dolar AS menguat terhadap serangkaian mata uang dunia setelah data tenaga kerja menunjukkan kenaikan pada Januari tahun ini. Ariston mengemukakan bahwa Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan kenaikan 200 ribu pekerja pada Januari, melampaui perkiraan yang sebanyak 180 ribu.

Tingkat pengangguran tidak berubah di level 4,1 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar. "Data tersebut semakin memperkuat optimisme pasar terhadap penguatan ekonomi AS," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement