Ahad 04 Feb 2018 01:05 WIB

AgroFood Expo 2018 Fokus pada Komoditi Nasional

Diperkirakan sebanyak 15 ribu pengunjung akan menghadiri pameran ini.

Pertanian
Pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Wahyu Promo Citra Indonesia akan menggelar Indonesia AgroFood Expo 2018 pada 10-13 Mei mendatang di Hall B Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Selatan. Indonesia International AgroFood Expo merupakan pameran produk pertanian yang meliputi produk perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan, produk perikanan, makanan olahan dan teknologinya. 

"Dalam penyelenggaraannya yang ke-18 ini, Indonesia AgroFood Expo 2018 berfokus pada komoditi perkebunan (kakao, kopi, teh),  hortikultura (sayuran dan buah-buahan) serta rempah-rempah," ujar Direktur Utama PT Wahyu Promo Citra Indonesia, HM Sukur Sakka, dalam siaran persnya, Sabtu (4/2).

Agrofood Expo 2018 nanti mengusung tema “Diversifikasi Komoditi Perkebunan Mendukung Swasembada Pangan” dan akan dilaksanakan bersamaan dengan Indonesia International Modern Agriculture 2018.

Adapun peserta pameran dari berbagai kalangan seperti kementerian terkait, pemerintahan daerah melalui dinas pertanian, dinas perkebunan, dan dinas lain yang terkait, hingga pelaku industri baik tanah air maupun internasional. Tahun ini 15 ribu pengunjung akan menghadiri pameran ini, dimana sebagian besar adalah buyer potensial.

Untuk meramaikan acara, akan diadakan beberapa acara yang dapat diikuti baik peserta ataupun pengunjung seperti Buyers Meet Sales yang mempertemukan penjual dan pembeli komoditi pertanian dan produk olahannya. Selain itu juga ada acara talkshow yang menyajikan ulasan seputar pengembangan agribisnis, teknologi pertanian modern, gathering, presentasi & launching produk, dll

Adapun latar belakang dari acara ini adalah kesadaran melihat pertanian sebagai sektor paling sentral dalam pembangunan bangsa Indonesia, mengingat luasnya bumi nusantara ini dan juga kekayaan alam yang sangat berlimpah diharapkan dapat menyokong kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat.

"Akan tetapi,  melimpahnya sumber daya alam itu belum tentu secara otomatis rakyat akan menjadi sejahtera. Semuanya perlu digali lebih dalam dan digarap secara baik, mulai sektor hulu hingga hilir," tutur Sukur.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement