Jumat 02 Feb 2018 12:49 WIB

Pertamina Pasok BBM dan Elpiji ke Karimun Jawa

Persediaan BBM di Karimun Jawa sudah menipis.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
 Sebuah truk tanki Pertamina mengisi solar ke kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Kamis (23/10). (Republika/Yasin Habibi)
Sebuah truk tanki Pertamina mengisi solar ke kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Kamis (23/10). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina menyiapkan berbagai upaya untuk mengirimkan BBM dan LPG ke Karimun Jawa, baik melalui pelabuhan Tanjung Mas Semarang maupun Pelabuhan Jepara. Manager Communication dan CSR MOR IV Andar Titi Lestari mengatakan pengiriman BBM ke Karimun Jawa menjadi prioritas saat ini, mengingat persediaan BBM di lokasi tersebut sudah menipis dan pengiriman hanya menggunakan Kapal sebagai moda transportasi.

Sejak 10 Januari 2018 kapal sudah disiapkan dengan muatan BBM berupa Pertalite 65 KL, Bio Solar 45 KL, Dexlite 5 KL, total 115 KL. "Jumlah tesebut sudah kami optimalkan dari yang sebelumnya disiapkan hanya 75KL," ujar Andar.

Begini Cara Pengolahan Limbah di Lokasi Pengeboran Minyak

Pertamina akan tetap mengupayakan mana yang tercepat dan teraman untuk mengirimkan BBM dan LPG ke Karimun. Pertamina MOR IV telah menyiapkan BBM untuk disalurkan BBM ke Karimunjawa sejak 10 Januari 2018 lalu dari pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Namun, faktor cuaca menjadi kendala utama pengiriman yang mengakibatkan belum di terbitkannya Surat Ijin Berlayar oleh Syahbandar Tanjung Emas.

Terkait dengan tempat penyimpanan atau bunker, Pertamina selama ini telah menggunakan storage tank (tanki timbun) yang ada di SPBU dengan kapasitas 90 KL dan dapat mengcover 7 hingga 10 hari.

"Kami akan memanfaatkan kapal pengangkut BBM untuk di gunakan sebagai floating storage dengan kapasitas 120 KL untuk meng-cover hari lebih panjang lagi," ujar Andar.

 

Faktor cuaca dan keselamatan menjadi alasan utama Syahbandar belum mengijinkan Pertamina memberangkatkan kapal yang membawa BBM dan LPG menuju Karimun Jawa. "Yang kami kirim adalah barang berbahaya dan mudah terbakar, sehingga penangannya sangat khusus. Dan kami pun tetap mentaati instruksi Syahbandar terhadap ijin layar," ujar Andar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement