REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, mengungkapkan, Kota Malang mengalami perubahan inflasi sebesar 0,69 persen di Januari 2018. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya yang sekitar 0,49 persen.
Kepala Seksi (Kasi) Statistik Distribusi, BPS Malang, Dwi Handayani Prasetyawati menjelaskan, penyumbang inflasi terbesar kedua di delapan kota di Jawa Timur ini berasal dari bahan makanan. Dalam hal ini termasuk harga beras, ayam, cabai merah, rawit dan sebagainya. "Bahan makanan di Kota Malang sumbang inflasi sebesar 2,65 persen per Januari 2018," ujar Dwi kepada wartawan di Kantor BPS Malang, Kamis (1/2).
Karena bahan-bahan makanan mengalami kenaikan, Dwi menilai wajar jika menemukan harga makanan dan minuman jadi di Malang ikut mahal. Dalam hal ini ikut mempengaruhi harga eceran nasi pecel, rawon, soto dan sebagainya. Berdasarkan rilis BPS, harga makanan jadi dan minuman ikut menyumbang inflasi sebesar 0,56 persen.
Selain bahan makanan, kebutuhan sandang seperti emas juga ikut menyumbang inflasi sekitar 0,70 persen. Selanjutnya, bidang kesehatan sekitar 0,45 persen dan aspek pendidikan 0,09 persen. "Kemudian perumahan, air, listrik dan gas sekitar 0,11 persen," ujarnya.
Melihat angka ini, Dwi menilai, pemerintah sudah seharusnya mewaspadai di bulan-bulan berikutnya. Meski tren inflasi di Februari selalu menurun, pemerintah harus bisa mengantisipasinya. Apalagi, dia melanjutkan, harga beras terindikasi masih cukup tinggi mengingat masa panen raya masih beberapa waktu lagi di Jatim.
"Kita juga masih hujan deras sehingga stok pangan yang bergantung pada cuaca masih rentan. Bahan makanan yang mudah busuk karena cuaca berisiko harga tinggi," tambah dia.