Jumat 02 Feb 2018 05:07 WIB

RI Protes Keras Resoluasi Parlemen Uni Eropa Terkait Sawit

IIndonesia tak bisa lagi menggunakan strategi bertahan atas persoalan sawit ini.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Budi Raharjo
Perkeja mengangkat kelapa sawit ke atas truk di perkebunan kelapa sawit. (ilustrasi)
Foto: Antara/Sahrul Manda Tikupadang
Perkeja mengangkat kelapa sawit ke atas truk di perkebunan kelapa sawit. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia memprotes keras resolusi parlemen Uni Eropa yang melarang penggunaan minyak sawit sebagai campuran biodiesel. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengaku telah menyurati sejumlah menteri Uni Eropa untuk menyampaikan keberatan Indonesia atas kebijakan yang diskriminatif tersebut.

Menurutnya, resolusi parlemen Uni Eropa sangat tidak berdasar. Karena itu, Retno mempertanyakan basis data yang digunakan Uni Eropa sehingga memunculkan resolusi yang berpotensi merugikan Indonesia sebagai negara eksportir minyak sawit terbesar di dunia.

"Saya agak kesal, karena yang saya pertanyakan soal data," ujarnya, saat memberikan paparan dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (1/2).

Retno menilai, Indonesia tak bisa lagi menggunakan strategi bertahan atas persoalan sawit ini. Pemerintah, kata dia, harus bertindak lebih agresif dengan cara melakukan perlawanan.

Hingga saat ini, resolusi parlemen Uni Eropa sendiri belum disahkan karena masih membutuhkan konsultasi dengan Dewan Komisi Uni Eropa. Kendati begitu, Retno mengatakan, pemerintah harus segera menyusun strategi agar resolusi itu tidak sampai berdampak pada penurunan ekspor sawit ke Uni Eropa. "Mau tidak mau kita harus rapatkan barisan untuk memperjuangan palm oil kita."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement